Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Koin Jagat di Bawah di Senja Taman Sukajadi, Setuju Jangan Merusak Fasum

Kompas.com, 13 Januari 2025, 19:57 WIB
Putra Prima Perdana,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Senin (13/1/2025) sore, cuaca di Kota Bandung cukup bersahabat setelah pagi hingga siangnya mendung menggelayut di langit.

Setelah bersinar hanya beberapa jam, matahari pun sedikit demi sedikit turun dan menyemburatkan sinar oranye di sebelah barat Taman Metrologi atau Taman Sukajadi.

Ada aktivitas yang berbeda di taman yang di kiri dan kanannya selalu dihiasi kemacetan kendaraan bermotor ini.

Di samping anak-anak kecil yang bermain sepak bola dengan bola plastik, meski tidak terlalu ramai seperti yang tampak di media sosial belakangan ini, masih ada beberapa orang yang sibuk menilik tanaman dan ornamen-ornamen hiasan taman.

Ada juga yang terlihat sibuk mengintip ke bawah atau samping fasilitas taman, mencari koin jagat, koin yang katanya bisa ditukar uang.

Baca juga: Taman Tegalega Bandung Diperbaiki Usai Dirusak Pemburu Koin Jagat

Di bawah lembayung senja di Taman Sukajadi, para pemburu koin terlihat ada yang berjalan santai-santai saja sambil menikmati suasana sore.

Ada juga yang terlihat sangat antusias, aktif, dan bersemangat.

Namun, cirinya sama, para pemburu koin itu selalu melihat ponselnya untuk memastikan apakah koin yang dicari masih berada di lokasi tersebut.

Tampak juga di beberapa titik taman, terdapat tanaman yang sepertinya baru ditanam.

Sepertinya, tanaman tersebut adalah tanaman pengganti akibat rusak terinjak-injak sejak aktivitas pencarian koin Jagat ramai belakangan ini, seperti yang dikonfirmasi oleh pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung.

Baca juga: Pencarian Koin Jagat di Taman Tegalega Bandung Sepi, Warga Pindah Lokasi

Salah satu pemburu koin di sore ini, Rizki Reynaldi (24), membenarkan bahwa di aplikasi Koin Jagat miliknya menunjukkan bahwa koin tersebut berada di Taman Sukajadi.

Meski titik jelasnya tidak pasti, Rizki mengaku aplikasi tersebut cukup menarik.

"Saya juga baru kenal sama aplikasinya karena penasaran, tetapi menarik kata saya, seperti aplikasi Pokemon Go yang nyari-nyari monster," ujar Rizki kepada Kompas.com, Senin sore.

Rizki pun berharap aplikator Koin Jagat tidak menaruhnya di tempat-tempat yang berpotensi rusak seperti di tengah-tengah tanaman penghias taman.

"Seharusnya enggak boleh kata saya kalau sampai merusak tanaman dan taman, soalnya taman ini kan seharusnya dijaga. Kalau bisa, nyimpen-nya jangan di tanamannya," tuturnya.

Baca juga: Saat Warga Berburu Koin Jagat, dari Susur Selokan hingga Panjat Bangunan...

Pemburu koin lainnya, Anfasya (20), yang datang bersama kekasihnya terlihat mencari ke sana kemari.

Namun, keduanya juga sembari menikmati senja di Taman Sukajadi.

"Lagi ngopi-ngopi saja, katanya ada koin di sini. Namun (mencarinya) sambil santai saja, jalan-jalan. Enggak tahu masih ada apa enggak, mungkin sudah ada yang nemuin," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau