Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bey Bakal Bawa Masalah Banjir ke Dedi Mulyadi, Dorong Kebijakan Pengelolaan Sungai

Kompas.com, 25 Januari 2025, 14:54 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, akan menyampaikan masalah banjir yang terjadi di Kota Bandung dan wilayah lainnya kepada gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi.

Menurut dia, pengentasan persoalan banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Jabar perlu penanganan lintas sektoral, tidak hanya di tingkat lokal saja, tetapi juga hingga ke provinsi.

Hal tersebut dikatakan saat meninjau pemukiman warga yang terdampak banjir di Jalan Arjuna, RT 02/RW 05, Kota Bandung, pada Sabtu (25/1/2025).

Bey pun mendorong Dedi Mulyadi, yang akan menjabat sebagai gubernur Jabar periode selanjutnya, diharapkan mampu melahirkan kebijakan terkait penanganan banjir yang tepat.

Baca juga: Tinjau Banjir Arjuna Kota Bandung, Bey Soroti Buruknya Bangunan Bantaran Sungai

"Banjir seperti ini membutuhkan penanganan lintas wilayah, tidak hanya di tingkat lokal," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (25/1/2025).

"Ke depan, hal ini akan menjadi perhatian saya untuk diteruskan kepada gubernur yang akan datang agar Jawa Barat dapat memiliki kebijakan pengelolaan sungai yang lebih baik," ucapnya.

Dia mengatakan, musibah banjir hampir setiap tahun terjadi di Jabar sehingga untuk mengatasinya perlu adanya kebijakan strategis yang melibatkan seluruh stakeholders, terutama daerah yang berada di sepanjang aliran sungai.

Oleh sebab itu, masalah banjir di Jabar membutuhkan langkah konkret dan terencana untuk mencegah dampak lebih besar di masa mendatang.

Baca juga: Dedi Mulyadi Terima Kasih ke Disdik: Yang Ditahan Itu Terpidana, Bukan Ijazah

Bey pun menyoroti buruknya pengelolaan pembangunan di sepanjang aliran Sungai Citepus, Kota Bandung, yang berkontribusi pada banjir di wilayah tersebut.

Selain terjadi di Kota Bandung, banjir akibat hujan deras yang terjadi pada Jumat (24/1/2025) itu melanda kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Dia menerangkan, pengelolaan bangunan yang ada di pinggiran sungai bukan hanya terjadi di Kota Bandung.

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten dan Kota Sukabumi yang menyebabkan banjir beberapa waktu lalu.

"Ini bukan hanya di Kota Bandung, kemarin di Sukabumi juga terjadi hal serupa. Jadi, harus ada kebijakan menyeluruh yang melibatkan semua pihak agar kejadian seperti ini tidak terus berulang," kata Bey.

Sebelumnya diberitakan, hujan dengan intensitas deras mengguyur Kota Bandung pada Jumat (24/1/2025) sore hingga malam hari, menyebabkan air Sungai Citepus meluap.

Luapan air sungai itu merendam pemukiman warga di wilayah RT.01 RW08, RT.06 RW04, dan RW.07 Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat.

Petugas Diskar PB dan petugas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jabar, dengan menggunakan pompa air dari RW setempat, melakukan penyedotan air limpasan Sungai Citepus yang membanjiri pemukiman warga.

Sementara pembersihan dan penanganan pembuangan sampah sisa-sisa banjir dilakukan oleh linmas dan warga setempat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau