TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa proses hukum kasus dugaan korupsi yang menjerat kader Golkar, Ridwan Kamil, akan diserahkan sepenuhnya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kasus itu (Ridwan Kamil), kita serahkan proses hukumnya ke KPK saja," kata Bahlil saat menghadiri acara di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya, Sabtu (15/3/2025).
Bahlil tidak memberikan tanggapan lebih lanjut terkait kasus yang menjerat mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
Baca juga: Ridwan Kamil Terseret Kasus Bank BJB, Bahlil: Kita Serahkan ke Proses Hukum
"Ya gitu saja ya, serahkan ke penegak hukum," tambahnya.
Seperti diketahui, KPK telah menetapkan lima tersangka dalam kasus dugaan korupsi belanja media di Bank Jabar (BJB) yang menyebabkan kerugian negara hingga ratusan miliar rupiah.
KPK juga telah menggeledah rumah pribadi Ridwan Kamil di Bandung dan mengamankan sejumlah barang bukti.
Di sisi lain, dalam kunjungannya ke Pondok Pesantren Miftahul Huda, Bahlil bersama jajaran menteri dan pengurus Partai Golkar bertemu dengan para santri dan kiai. Ia menegaskan bahwa kehadiran mereka tidak berkaitan dengan kepentingan politik.
Baca juga: Ridwan Kamil Sulit Dihubungi, Golkar Jabar Tegaskan Komitmen Pendampingan
"Saya tidak ada maksud lain datang ke sini. Kami Golkar hanya untuk silaturahmi dan memohon doa. Biasanya kan kalau partai politik ke pesantren, ada apa kepentingannya? Saya tegaskan ini bukan tahun politik, ini tahun minta doa. Kami hanya minta doa saja," ujar Bahlil.
Dalam acara tersebut, Bahlil juga mengenalkan sejumlah menteri dari Partai Golkar, termasuk Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, serta Wakil Menteri Dyah Roro Esti. Turut hadir politisi senior Golkar, seperti Nurul Arifin dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan.
Bahlil menyebut bahwa banyak kader Golkar saat ini berasal dari kalangan santri, sehingga partainya ingin semakin dekat dengan komunitas pesantren.
"Saya meniru Pak Presiden, biasa suka absen, saya juga akan absen di sini. Sekarang Golkar baru dan banyak pengurusnya santri, kebetulan Bu Menteri Meutya Hafid ini mudik dia, ibu aslinya orang Tasikmalaya, mana? Asli Indihiang," kata Bahlil.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang