Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi ke Bupati Dony: Tambang yang Merusak Alam Sumedang Tutup!

Kompas.com, 27 April 2025, 14:13 WIB
Aam Aminullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku prihatin dengan kerusakan alam akibat maraknya aktivitas tambang ilegal di Kabupaten Sumedang.

Secara tegas, KDM (sapaan Dedi Mulyadi) meminta Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir untuk menghentikan seluruh aktivitas penambangan ilegal di wilayah Sumedang.

Jaga alam sumedang

KDM juga menyerukan pentingnya rasa cinta terhadap Sumedang.

Salah satunya, dengan menjaga alam dan memulihkan kejayaan daerah eks Kerajaan Sumedang Larang ini.

"Lamun nyaah ka Sumedang, rek miara jeung ngajaga Sumedang, mulangkeun kana dangiangna. Eureunkeun penambangan ilegal di Sumedang. (Kalau sayang, mau memelihara dan menjaga Sumedang, kembalikan Sumedang ke kejayaannya, hentikan penambangan ilegal di Sumedang!)" ujar Dedi di sela pertunjukan wayang golek di Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Minggu (27/4/2025) dini hari WIB.

Baca juga: Dedi Mulyadi Soroti Tambang Ilegal di Sumedang, Bupati Dony Tegaskan Sudah Tutup 30 Lokasi

Dedi meminta Bupati Sumedang bersikap tegas dan tanpa ragu dalam menindak para perusak lingkungan di wilayah Sumedang.

"Pa Dony kudu leber wawanén. Tingaliken, tutup. Pokona jelema nu ngaruksak, tutup (Pak Dony harus berani, orang yang merusak alam tutup!)," tutur Dedi.

Selain itu, saat wawancara usai menghadiri acara peringatan Hari Jadi ke-447 Sumedang ini, KDM kembali menegaskan terkait pentingnya menjaga kelestarian alam Jawa Barat dengan menghentikan aktivitas tambang ilegal.

"Tidak perlu takut, yang ilegal tutup, jaga alam Sumedang," sebut Dedi.

Menanggapi permintaan KDM, Dony menegaskan, penertiban tambang ilegal sudah menjadi bagian dari program pemerintahannya sejak ia menjabat.

Penutupan 30 tambang ilegal

Dony mengatakan, hingga saat ini, pihaknya telah menutup sekitar 30 tambang galian ilegal di berbagai wilayah Sumedang, sejak tahun 2018.

"Sejak dilantik, kami sudah berkomitmen menjaga kelestarian alam Sumedang. Kami ingin, Sumedang menjadi kota yang bersih, seperti dahulu dikenal sebagai Kota Buludru," ujar Dony kepada Kompas.com usai pagelaran seni budaya di PPS.

Dony menyebutkan, sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, Pemkab Sumedang aktif menggerakkan program Jumat Bersih.

Selain itu, menggalakkan pemilahan sampah dari rumah tangga hingga perkantoran, serta memperketat pengawasan terhadap aktivitas tambang.

"Saat ini, tambang yang memiliki izin pun, kami awasi ketat terkait luasan, kedalaman, dan kewajiban reklamasinya. Yang tidak berizin sudah kami hentikan. Bahkan, tambang-tambang yang masih dalam proses perizinan pun kami minta untuk berhenti beroperasi," tegas Dony.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau