Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral 2 Orang Anak di Bandung Diserang Koloni Tawon Saat Bermain di Rumah Kosong, Ini Kata Damkar

Kompas.com, 9 Mei 2025, 11:10 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rekaman kamera CCTV yang menunjukkan dua anak diserang oleh koloni tawon di Komplek Terrace Pelangi Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi viral di media sosial Instagram.

Dalam video tersebut, terlihat dua anak sedang bermain di atas pagar tembok sebuah rumah kosong ketika salah satu dari mereka tiba-tiba berteriak sambil melindungi kepalanya dari serangan tawon.

Teriakan anak tersebut memicu sejumlah warga untuk berlari mendekat dan berupaya menyelamatkan mereka.

Baca juga: Musim Pancaroba, Setiap Hari Damkar Madiun Evakuasi Tawon Vespa

Namun, situasi semakin memburuk ketika warga juga ikut disengat oleh kawanan tawon tersebut.

Supriadi, Kepala Bidang Resque Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) dan Penyelamatan Kabupaten Bandung, menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi pada Kamis (1/5/2025).

Saat itu, kedua anak tersebut tengah bermain di rumah kosong yang sering digunakan sebagai lokasi bermain oleh anak-anak di kompleks tersebut.

"Dua anak itu tidak mengetahui bahwa ada sarang tawon jenis Vespa Affinis di lokasi tersebut. Sarang tawon itu tersamarkan oleh tanaman merambat yang lebat di sekitar rumah kosong," ujar Supriadi saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (9/5/2025).

Informasi mengenai serangan koloni tawon ini diperoleh setelah warga melaporkan kejadian tersebut kepada Redkar (Relawan Pemadam Kebakaran) Baleendah sekitar pukul 15.30 WIB.

Proses evakuasi sarang tawon berlangsung pada pukul 18.30 WIB dan memakan waktu sekitar 15 menit.

Baca juga: Membahayakan Warga, Sarang Tawon Vespa di Sumenep Dimusnahkan

"Tim Redkar kami telah dilatih oleh tim Damkar Kabupaten Bandung untuk menangani evakuasi, termasuk evakuasi sarang tawon dan ular. Oleh karena itu, mereka terlatih untuk menangani situasi seperti ini," jelas Supriadi.

Dia menambahkan bahwa evakuasi sarang tawon tidak dapat dilakukan pada siang hari, mengingat tawon cenderung berkeliaran dan lebih agresif saat itu.

"Kami harus menunggu malam hari ketika tawon lebih tenang untuk melakukan evakuasi," tambahnya.

Menurut laporan warga, beberapa orang mengalami sengatan dari koloni tawon tersebut, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Supriadi mengingatkan bahwa semua tawon berpotensi berbahaya.

Baca juga: Butuh 1 Jam, Petugas Damkar Naik Genteng Tangani Sarang Tawon Vespa di Rumah Warga

"Kami berusaha menyelamatkan masyarakat. Jika masyarakat melaporkan adanya ular, kami tetap akan melakukan evakuasi, tanpa memandang apakah ular tersebut berbisa atau tidak, demi ketenangan masyarakat," terangnya.

Dia juga mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada terhadap lokasi-lokasi yang sudah lama ditinggalkan, yang berpotensi menjadi sarang tawon atau ular.

"Saya mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati jika menemukan tempat dengan tanaman rambat atau lokasi yang berpotensi menjadi sarang tawon atau ular. Jika mengalami peristiwa serupa, segera laporkan kepada Disdamkar," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau