Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Farhan Upayakan Insentif bagi Siswa yang Sekolah di Swasta karena Jauh dari Sekolah Negeri

Kompas.com, 24 Juni 2025, 13:54 WIB
Putra Prima Perdana,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan terdapat sejumlah daerah di Kota Bandung yang masuk kategori jauh dari sekolah negeri, yang berakibat sulitnya mendaftarkan anak untuk masuk sekolah negeri melalui Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) dengan menggunakan sistem domisili.

"Problemnya adalah kadang-kadang 'blank spot' ini memang jauh dari mana-mana sehingga dari sisi domisili pun susah," kata Farhan di SMP Negeri 2 Bandung, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/6/2025).

Farhan mengatakan, untuk mencegah banyak anak tidak bersekolah di daerah yang jauh dari sekolah negeri, Pemerintah Kota Bandung akan mengupayakan untuk memberikan insentif kepada anak-anak di daerah tersebut agar bisa tetap bersekolah.

Baca juga: Di Depan Ratusan Kepala Sekolah, Farhan: Tak Hanya Penerima, Pemberi Suap dan Pungli Juga Akan Dipidana

"Nanti kami akan melihat untuk melakukan distribusi ke siswa-siswa tersebut. Kami sedang memikirkan bagaimana caranya kami bisa memberikan insentiflah. Apakah mau menyediakan transportasi khusus dan lain-lain," ujarnya.

Salah satu solusi paling realistis saat ini, menurut Farhan, adalah memasukkan anak ke sekolah swasta terdekat.

Farhan mengatakan, anak dari keluarga tidak mampu di daerah yang jauh dari sekolah negeri akan diupayakan mendapatkan insentif meski bersekolah di sekolah swasta.

"Kami sendiri melihat bahwa ada kesepakatan dengan pemerintah pusat agar memberikan peran lebih kepada sekolah swasta. Untuk itu, maka kelanjutan dari keputusan MK akan memberikan sekolah gratis di swasta, akan kami mulai urut satu per satu," ujarnya.

Baca juga: Soal MK Putuskan Sekolah Swasta Gratis, Farhan: Kami Analisis Apa yang Gratis, Belum Jelas

Farhan mengatakan, hingga saat ini masih belum memungkinkan untuk menggratiskan sekolah swasta.

Namun, dia akan berupaya agar anak yang bersekolah di swasta karena tidak tertampung di sekolah negeri sebagai dampak dari sistem domisili dalam SPMB 2025 bisa mendapatkan insentif.

"Enggak 100 persen gratis, tetapi kemungkinan bersama dengan DPR RI dan para anggota dewan yang lain, kami akan melihat, biaya operasional kami bantu sedikit. Biaya personal itu akan dibantu melalui PIP dan KIP," tuturnya.

Selain itu, Farhan pun berharap bantuan gubernur untuk anak kurang mampu yang terpaksa bersekolah di sekolah swasta karena tidak bisa tertampung di sekolah negeri bisa direalisasikan.

Dalam unggahan media sosialnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memberikan bantuan kepada siswa tidak mampu berupa uang untuk membeli tiga baju atau seragam, sepatu, dan buku dengan nilai Rp 3.600.000.

"Alhamdulillah kalau ada, kami tunggu. Alhamdulillah, hatur nuhun Pak Gubernur, kami tunggu," ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau