Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Panggil Kades Cianaga soal Kasus Bocah Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing

Kompas.com, 20 Agustus 2025, 09:59 WIB
Riki Achmad Saepulloh,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Kepala Desa Cianaga Kabupaten Sukabumi, Wardi Sutandi mengungkap bahwa dirinya akan bertemu dengan Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan pada Rabu (20/8/2025).

Wardi membenarkan bahwa dirinya bertemu dengan Gubernur Jawa Barat itu usai viralnya kasus kematian bocah berusia 3 tahun yang dikabarkan tubuhnya dipenuhi cacing.

“Kaleresan kuring teh (kebetulan saya) ditelepon ku staf ahli kang KDM diundang besok harus menghadirkan kedua orangtuanya dengan kepala desa (saya) insyaallah besok pukul 7.30 WIB harus ada di Gedung Pakuan untuk dimintai keterangan aja dulu,” kata Wardi dalam keterangan kepada Kompas.com via WhatsApp, Selasa (19/8/2025).

Baca juga: Duduk Perkara Bocah di Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing hingga Sanksi Dedi Mulyadi

Jelaskan Tindakan Desa

Dalam pertemuan itu, Wardi akan menjelaskan bagaimana peranan perangkat desa membantu Raya dan Keluarganya.

Ia juga mengaku tak khawatir dengan sanksi yang akan diberikan Dedi Mulyadi sebab hal tersebut jika terbukti instrumen desa membiarkan Raya dan keluarganya.

“Itu kan belum ada keterangan dari saya dan KDM juga bilangnya seandainya ada yang melalaikan tugas tidak melaksanakan itu pasti kena sanksi, kalo desa kan sudah maksimal, Raya juga sempat sehat normal makanya besok saya akan terangkan ke Pak KDM,” jelas Wardi.

Dihubungi Kompas.com pada Rabu (20/8/2025) pagi, Wardi mengaku sudah berada di Kota Bandung untuk bersiap bertemu dengan Gubernur Jawa Barat.

Namun dirinya juga masih menunggu kepastian dari Gubernur Jawa Barat untuk bertemu dengannya.

“Ini saya juga belum ada informasi lagi, kalo kemarin staf ahli menunjukkan Pak KDM sudah membatalkan, jadi sementara tidak ketemu hari ini. Cuma katanya hari ini pak kades bawa Udin dan Endah (orangtua Raya) ke rumah sakit Bandung, cuman semalam yang urusnya dari Dinkes dia ngomong jangan dulu pulang karena mau ketemu dengan KDM di gedung pakuan, makanya saya ini masih nunggu dan saya belum bisa menerangkan apa-apa,” imbuh Wardi.

Wardi Kini bersama pihak Kecamatan dan Puskesmas setempat masih bersiap menunggu bertemu Dedi Mulyadi, sementara kedua orangtua almarhum Raya sudah dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Kisah Bocah di Sukabumi Meninggal Usai Tubuh Dipenuhi Cacing, Apa Penyebabnya?

Sanksi Dedi Mulyadi

Berita sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan sanksi kepada Desa Cianaga, di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berupa menunda pencairan dana desa dari Pemprov Jawa Barat.

Sanksi itu diberikan usai Raya, bocah berusia tiga tahun asal Desa Cianaga, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing.

Dedi menilai perangkat Desa Cianaga lalai dan tak mampu mengurus Raya hingga bocah tersebut meninggal pada 22 Juli 2025 lalu.

"Saya memutuskan terhadap desa itu memberikan hukuman. Saya tunda bantuan desanya karena desanya tak mampu urus warganya," ujar Dedi saat pidato di Rapat Paripurna DPRD Jabar, Selasa (19/8/2025), dikutip dari Kompas TV.

Dedi mengatakan, perangkat daerah yang disusun hingga tingkat RT tak mampu untuk menjaga warganya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau