CIREBON, KOMPAS.com - Rumah terduga pelaku penculikan anak berinisial S (52) di Desa Kedondong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, tampak rusak pada Rabu (27/8/2025) siang, setelah sempat dikepung warga.
Sebagian atap bagian depan rumah yang berbahan asbes hancur dan bolong-bolong. Pecahan genting, asbes, kayu, dan bambu berserakan di lantai. Polisi masih memasang garis polisi di sekeliling rumah S.
"Saya datang jam 19.30 wib, kondisi sudah ramai warga. Anaknya juga sudah diambil sama orang tuanya, petugas juga sudah berjaga di lokasi," kata Kepala Seksi Pemerintahan Desa Kedondong, Sulaeman, saat dihubungi Kompas.com, Rabu siang.
Pantauan Kompas.com, sejumlah perabot rumah juga memadati bagian depan. Potongan bambu dan kayu terlihat tercecer di lokasi. Garis polisi terpasang di pintu depan dan samping rumah. Tak ada aktivitas warga di sekitar lokasi.
Baca juga: Viral Warga Kepung Rumah Terduga Penculikan Anak di Cirebon, Ini Kata Polisi
Sulaeman mengatakan, pengepungan rumah S terjadi pada Senin (25/8/2025) malam. Menurutnya, semakin malam jumlah warga yang datang semakin banyak hingga meluapkan emosi ke arah rumah. Polisi akhirnya mendatangkan satu kompi dalmas untuk pengamanan sekitar pukul 22.00 WIB.
Dalam proses evakuasi, warga berusaha menyerang terduga pelaku, seperti terlihat dalam video viral. Terduga pelaku berhasil diamankan tanpa korban jiwa dan dibawa ke Polresta Cirebon.
Kasi Humas Polresta Cirebon, Ipda Ivan Arief Munandar, membenarkan adanya pengamanan terduga pelaku oleh kepolisian. Ia menegaskan, pihaknya masih mendalami dugaan penculikan yang beredar di media sosial.
“Info awal penculikan anak sedang kami dalami. Untuk korban akan dilakukan visum dulu, apakah terjadi tindak pidana kekerasan seksual atau tidak. Termasuk apakah ada bukti lain selain penculikan,” kata Ivan saat dihubungi, Selasa (26/8/2025).
Ivan menambahkan, korban maupun terduga pelaku berasal dari wilayah Tegal Gubug, meski pelaku tinggal di Desa Kedondong. Polisi juga meminta keterangan dari terduga pelaku dan sejumlah saksi terkait peristiwa ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang