Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

QRIS Palsu, Belasan Pedagang di Pujasera Sekitaran Tel-U Rugi

Kompas.com, 13 Oktober 2025, 13:52 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Belasan pedagang di Pujasera depan Kampus Telkom University (Tel-U), Desa Sukapura, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diduga menjadi korban penipuan.

Hal ini terjadi akibat adanya oknum yang menempelkan stiker barcode QRIS palsu untuk pembayaran digital.

Video mengenai stiker barcode QRIS tersebut sempat viral di media sosial, khususnya di Instagram, dan menjadi perbincangan hangat di kalangan pedagang dan mahasiswa.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Targetkan Seluruh Titik Parkir Pakai QRIS pada 2026

Hampir semua pedagang di Pujasera menerapkan sistem pembayaran digital melalui barcode QRIS yang mereka tempel di etalase kios mereka.

Karsa (37), pemilik warung Warsa, mengungkapkan kebingungannya terkait aksi penipuan tersebut.

Ia tidak mengetahui sejak kapan stiker palsu tersebut menempel di etalase kios para pedagang.

Karsa menjelaskan kasus ini terungkap pada 30 September 2025, ketika beberapa pedagang di pintu keluar (Gate) 2 Kampus Tel-U melaporkan tidak menerima transaksi selama beberapa waktu.

"Karena yang di Gate 2 itu, rata-rata dijaga pegawainya, jadi kalau ada yang bayar pakai QRIS otomatis masuk ke bosnya. Nah, mungkin si bosnya yang punya warung itu curiga, kok enggak ada transaksi masuk," ungkap Karsa saat ditemui di lokasi pada Senin (13/10/2025).

Baca juga: Kini, Pembayaran Bus Trans Jateng Bisa Non Tunai, Pakai Kartu dan QRIS

Setelah kejadian tersebut, para pedagang mengecek dan menemukan stiker barcode QRIS palsu yang sudah menempel di hampir semua kios.

Karsa menyebutkan, informasi mengenai penipuan ini didapat dari grup WhatsApp para pedagang Pujasera.

"Ya banyak di dekat Gate 3, terus di Gate 2 juga ada," ujarnya.

Kerugian Capai Rp 1 Juta Tiap Pedagang

Kerugian yang dialami para pedagang bervariasi, mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 1.000.000.

Meskipun belum melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian, Karsa menduga bahwa stiker barcode QRIS palsu tersebut ditempel pada malam hari.

Ia mengungkapkan kekhawatirannya kejadian serupa akan terulang, mengingat kerugian yang dialami masing-masing pedagang cukup signifikan.

"Jadi dengan adanya QRIS palsu itu merugikan banget. Korban yang saya dengar itu besoknya enggak bisa belanja, soalnya uangnya itu masuk ke orang lain," tuturnya.

Sementara itu, Kapolsek Dayeuhkolot, AKP Triyono mengatakan, pihaknya baru melihat video tersebut dan saat ini sedang melakukan konfirmasi kepada pihak pedagang terkait insiden tersebut.

"Saat ini kami mengkonfirmasi kejadian itu ke pemilik warung tersebut karena sampai saat ini belum ada korban yang melaporkan ke Polsek," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau