Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung Gagal Tambah Kuota Pembuangan Sampah ke Sarimukti, Pemprov Jabar Tolak Permohonan

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 15:13 WIB
Putra Prima Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung, Farhan mengungkapkan, Pemerintah Kota Bandung telah mengajukan permohonan tambahan kuota untuk pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Namun, permohonan tersebut tidak disetujui Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Sudah (diajukan), tapi ditolak," ujar Farhan di Pasar Gedebage, Kota Bandung, pada Selasa (14/10/2025).

Ia menjelaskan, penolakan tersebut disebabkan kapasitas TPA Sarimukti yang sudah tidak mampu menampung sampah lebih banyak.

"Karena geus pinuh pisan (sudah penuh sekali)," tambahnya.

Baca juga: Sampah Menumpuk di Bandung Imbas Kuota ke Sarimukti Dipangkas, Warga Terdampak Bau Menyengat

Fokus Kelola Sampah dari Hulu

Sebagai langkah alternatif, Farhan menyatakan, Pemerintah Kota Bandung kini fokus mengelola sampah dari hulu, termasuk dari tingkat kewilayahan dan rumah tangga.

Selain itu, Pemkot Bandung juga berupaya menghadirkan berbagai teknologi pengolahan sampah yang dapat mengurangi kebutuhan pengangkutan dalam skala besar.

"Enggak ada cara lain selain pengolahan, hanya itu," tegasnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui surat edaran Sekda Provinsi Jabar Nomor: 6174/PBLS.04/DLH yang diterbitkan pada 1 Agustus 2025, telah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi ritase pembuangan sampah dari Kota Bandung ke TPA Sarimukti.

Baca juga: Rekrutmen 1.597 Pemilah Sampah di Bandung, Farhan: Lagi Diatur Skemanya

Wakil Wali Kota Bandung, ErwinKOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Wakil Wali Kota Bandung, Erwin

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengonfirmasi bahwa kebijakan tersebut mulai berlaku sejak awal September 2025.

"Jadi surat edaran dari Sekda Jawa Barat bahwa untuk Kota Bandung yang awalnya sehari boleh membuang sampah ke TPA Sarimukti sebanyak 1.200 ton, sekarang dikurangi menjadi 980 ton. Berarti ini ada pengurangan sekitar 220 ton per hari. Itu kendala pertama," jelas Erwin di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (29/9/2025).

Erwin mengingatkan, pengurangan ritase pembuangan ini akan menyebabkan penumpukan di beberapa tempat pembuangan sampah sementara (TPS).

"Kendala kedua adalah TPA di hari Minggu itu libur yang biasanya buka. Nah, ini berarti kita akan ada penumpukan, otomatis. Mungkin warga Bandung perlu tahu bahwa ini kita lagi ekstra keras untuk bisa mengatasi kebijakan ini," ucapnya.

Ia pun meminta seluruh pemerintah kewilayahan untuk menjadikan wilayahnya Kawasan Bebas Sampah (KBS) melalui program-program pengurangan dan pemilahan sampah.

"Solusinya saat ini adalah kita menekankan kepada para ketua RW untuk bisa menjadi RW yang KBS. Juga tentunya kami harus ekstra kerja keras memaksimalkan mesin insinerator yang ada di tiap TPS," imbuhnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau