Salin Artikel

Sejarah Kabupaten Ciamis: Julukan dan Tempat Wisata di Sekitarnya

KOMPAS.com - Kabupaten Ciamis terletak di Provinsi Jawa Barat.

Letak Kabupaten Ciamis berbatasan dengan sejumlah daerah, yaitu Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan di sebelah utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya di sebelah barat, Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur, dan Samudera Indonesia di sebelah selatan.

Kabupaten Ciamis dialiri beberapa sungai. Sungai utama, yaitu sungai Citanduy yang mengalir mulai Gunung Cakrabuana (hulu) di Kabupaten Tasikmalaya dan bermuara di Segara Anakan, Provinsi Jawa Tengah. Sungai Citanduy memiliki sejumlah anak sungai yang terdiri dari sungai Cimundur, Cijolang, dan Ciseel.

Di bagian selatan mengalir sungai Cimedang dengan anak sungainya terdiri dari sungai Cikondang, Cibegal, Cipaledang, Cibungur, Citatah I, Citatah II, Cigugur, Ciharum, Cigembor, Cikuya, Cijengkol, Cimagung, dan Cicondong.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Ciamis termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, sedangkan sisanya termasuk ke dalam DAS Cimedang.

Sebagian wilayah di Ciamis bukan merupakan desa pesisir yang jumlahnya mencapai 328 desa dengan tipografi sebagian besar berada di dataran, yaitu sebanyaj 153 desa dan di lereng sebanyak 162 desa. Sedangakan, desa yang berada di Daerah Aliran  Sungai sebanyak 13 desa.

Hari Jadi dan Letak Kabupaten Ciamis

Hari jadi Kabupaten Ciamis jatuh pada 12 Juni 1642. Penentuan hari jadi tersebut dengan berbagai pertimbangan melibatkan ahli sejarah dari IKIP Bandung.

Penentuan Hari Jadi Kabupaten Ciamis berdasarkan berpindahnya pusat Kabupaten Galuh dari Garatengah yang letaknya sekitar Cineam (Tasikmalaya) ke Barunay (Imbanagara) pada 12 Juni 1642.

Pengukuhan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ciamis tanggal 17 Mei 1972 Nomor 22/v/kpts/dprd/1972.

Asal Pengggunaan Ciamis 

Kabupaten Ciamis sebelumnya bernama Kabupaten Galuh. Penggantian nama ini dilakukan R.A.A. Satrawinata (1914-1936), padahal nama Galuh sudah muncul sebagai nama kerajaan pada awal abad ke 7 dan menjadi nama kabupaten sejak awal abad 17.

Dalam makalah berjudul Ciamis Atau Galuh, karya Mumuh Muhsin Z, dijelasakan bahwa dari sekian sumber yang ditelusuri tidak ditemukan alasan R.A.A. Sastrawinata mengganti nama Galuh menjadi Ciamis.

Sehingga muncul penafsifan negatif bahwa Bupati R.A.A. Sastrawinata ingin memutuskan mata rantai kesinambungan (kontinuitas) sejarah.

Munculnya gugatan terhadap penggantian nama Galuh menjadi Ciamis (1916) bisa jadi awal pengkajian toponimi.

Kata Ciamis berasal dari kata "ci" dan "amis". Kata "ci" singkatan cai yang berari air. Kata "amis" memiliki dua arti. Pertama, amis (bahasa Sunda) berarti manis (berkaitan dengan rasa). Kedua, amis (bahasa Jawa) berarti "anyir" (berkaitan dengan aroma penciuman).

Sumber tradisional yang memuat data Kerajaan Galuh menunjukkan bahwa "amis" dalam nama Ciamis adalah "amis" dalam bahasa Jawa yang berarti "anyir" itu.

Sebutan anyir berkaitan dengan tragedi berdarah. Setidaknya, ada tiga momentum peristiwa berdarah yang berkait dengan sejarah (Sunda) Galuh.

Pertama, adalah peristiwa Perang Bubat (1357). Kedua, pada kahir abad 16 M, Kerajaan Mataram berupaya menguasai Kerajaan Galuh. Terjadilah konfilk antara kedua belah pihak, sehingga di beberapa daerah Galuh terjadi tragedi "banjir darah".

Tahun 1595, Kerajaan Galuh jatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Mataram.

Ketiga, ketika Galuh jatuh ke dalam kekuasaan Kompeni (mulai akhir 1705), terjadi lagi tragedi berdarah di Ciancang (Utama) pada 1739 yang dikenal dengan sebutan "Bedah Ciancang".

Sehingga, kata "amis" dari Ciamis lebih tertuju pada arti bau amis darah manusia, korban dalam suatu tragedi.

Kabarnya, sebutan "amis" yang ditujukan pada darah manusia itu dilontarkan oleh utusan penguasa Mataram ketika mengontrol daerah Galuh tidak lama setelah di Galuh terjadi tragedi "banjir darah".

Oleh karena itu, sebutan "ciamis" pada awalnya lebih merupakan cemooh dari pihak Mataram ke pihak Galuh.

Adapun, kata "galuh" secara bahasa mengandung tiga makna. Pertama, kata galuh (bahasa Sanskerta) berarti "permata yang paling baik". Kedua, kata galuh (bahasa Sanskerta) berasal dari kata aga berarti "gunung" dan Iwah berarti "bengawan, sungai, laut".

Selanjutnya, nama galuh mengacu pada nama kerajaan dan nama kabupaten. Nama galuh muncul dalan sejarah sejak berdirinya Kerajaan Galuh. Kerajaan ini didirikan oleh seorang tokoh Sunda yang bernama Wretikandayun pada awal abad ke 7 M.

Dari perubahan penggunaan nama Galuh menjadi Ciamis sarat makna terkait dengan sejarah yang berkembang pada waktu itu.

Tempat Wisata di Ciamis

Kabupaten Ciamis memiliki potensi wisata yang dapat digunakan untuk mengisi libur akhir pekan bersama keluarga.

Berikut beberapa tempat wisata di Kabupaten Ciamis.

1. Curug Tujuh Cibolang

Obyek Wisata Curug Cibolang terletak di kawasan Perhutani Resort Pemangku Hutan (RPH) Panjalu, Bagian Kesatuan Pemangku

Hutan (BKPH) Ciamis, Perhutani Ciamis, Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu. Wilayahnya berada 35 km dari pusat Kota Ciamis ke arah utara.

Sesuai dengan namanya, Curug Cibolang memiliki 7 curug atau air terjun yang letaknya tidak berjauhan. Bahkan, curug 4 dan 5 saling berdekatan, jaraknya sekitar 2 meter.

Setiap curug memiliki nama, yaitu Curug Satu, Curug Dua, Curug Tiga, Curug Cibolang, Curug Cimantaja, Curug Cileutik, dan Curug Cibuluh.

2. Situ Lengkong

Obyek wisata Situ Lengkong Panjalu adalah sebuah danau seluas 57,95 hektar yang terletak di Kecamatan Panjalu, Ciamis Utara.

Danau dengan kedalaman sekitar 4 sampai 6 meter memiliki keistimewaan sebuah pulau (nusa) seluas 9,25 hektar yang disebut Nusa Larang atau Nusa Gede.

Di obyek wisata ini, pengunjung dapat menyaksikan keindahan danau dengan perahu mengelilingi nusa. Kondisi udara di Situ Lengkong sejuk jauh dari polusi udara

3. Arung Jeram Sungai Citanduy

Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang memiliki obyek wisata ekstrim, seperti Arung Jeram Sungai Citanduy.

Obyek wisata yang berlokasi di sekitar Situs Ciung Wanara, Desa Karangmulyan banyak memberikan suguhan panorama alam di sepanjang alur sungai serta menikmati keelokkan sungai yang penuh tantangan.

Bagi pengunjung yang belum terbiasa berarung jeram tidak perlu khawatir. Karena sebelum memulai arung jeram, pengunjung akan mendapat panduan singkat seputar keamanan dan inruksi dari pemandu agar petualangan lancar.

Sumber: https://jabarprov.go.id/i, https://pustaka.unpad.ac.id/, https://www.perhutani.co.id/, https://ciamiskab.go.id/2,
https://dispar.ciamiskab.go.id/20

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/20/190752878/sejarah-kabupaten-ciamis-julukan-dan-tempat-wisata-di-sekitarnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke