Salin Artikel

Asal-usul Ronggeng, Fungsi, dan Cerita

KOMPAS.com - Ronggeng adalah seni tari yang berasal dari Jawa.

Ronggeng kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Saat tengah menari, penari dianggap tengah berada di dunia lain.

Dalam tarian ini, laki-laki kerap ikut menari, mereka juga hanyut dalam alam supranatural.

Fungsi Ronggeng

Di Jawa, Ronggeng dijadikan hiburan untuk memeriahkan acara atau hajatan, seperti khitanan maupun pernikahan.

Kesenian ini melalui tahap ritual karena dalam pelaksanaannya menggunakan berbagai sesajen sebagai persembahan untuk Nyai Sri. Padi sebagai pelengkap ritual digunakan sebagai patokan waktu pertunjukkan.

Penari Ronggeng berperan sebagai penari dan penyanyi. Ia menari sambil melantunkan lagu-lagu dengan iringan musik gamelan dengan tetabuhan sederhana berlaraskan slendro. Gerak tari disesuikan dengan melodi lagu dan ritmik

Secara umum kesenian Ronggeng hampir sama dengan dengan rongeng pada umumnya. Yaitu dicirikan dengan, penampilan satu penari atau lebih. Penari utamanya seorang perempuan yang dilengkapi dengan sebuah selendang yang berfungsi sebagai kelengkapan menari.

Selendang juga digunakan untuk mengajak lawan (laki-laki) untuk menari bersama dengan mengalungkan ke leher.

Asal-usul Ronggeng

Kata Ronggeng diyakini berasal dari bahasa Sunda, yaitu rwang yang berarti ruang, rongga, atau lubang sebagai simbol alat kelamin perempuan.

Adapula yang mengkaitkan kata ronggeng dengan renggana yang berasal dari bahasa Sanskrit yang berarti perempuan pujaan.

Seni tari yang identik dengan sosok perempuan penggoda ini telah berusia belasan abad. Para sejarahwan memprediksikan keberadaan melalui Candi Borobudur pada abad ke 8, sosok penari ronggeng terpampang jelas di candi itu.

Versi Cerita Tari Rongggeng

Tari Ronggeng ada beberapa versi cerita yang melatar belakanginya

Versi pertama, kesenian ini diciptakan Raden Sawunggaling ketika kerajaan Galuh dalam suasana kacau karena serangan musuh.

Dalam situasi tersebut, Raden Sawunggaling datang dan menyelamatkan raja. Sebagai ungkapan terima kasih, raja kerajaan Galuh menikahkan Raden Sawunggaling dengan puterinya.

Ketika, Raden Sawunggaling naik tahta menggantikan mertuanya, ia menciptakan tarian yang berfungsi untuk menghibur istana.

Penari dipilih yang pandai menari, suara bagus, dan cantik. Sehingga, saat itu penari ronggeng memiliki status terpandang.

Versi kedua, tentang seorang puteri yang ditinggal kekasihnya. ia begitu sedih hingga siang dan malam menangis meratapi kematian kekasihnya.

Prihatin dengan keadaan tersebut, beberapa pemuda datang menghibur. Mereka menari mengelilingi puteri sambil menutup hidung karena bau busuk mayat. Lama-kelamaan, putri ikut menari dan menyanyi dengan nada sedih.

Adegan-adegan tersebut banyak menjadi dasar gerakan ronggeng sekarang.

Versi ketiga mengisahkan tentang Dewi Samboja, putri Prabu Siliwangi yang bersuamikan Anggalarang. Suami Dewi Samboja tewas terbunuh oleh bajak laut yang dipimpin oleh Kalasamudra.

Dewi Samboja sangat sedih dan marah pada bajak laut.

Mengetahui hal tersebut, Prabu Siliwangi memberikan wangsit kepada Dewi Samboja. Isinya adalah untuk membalas kematian Anggalarang, Dewi Samboja harus menyamar menjadi penari Ronggenge bernama Nini Bogem.

Sampai suatu ketika, Dewi Samboja berhasil datang ke tempat Kalasamudra dengan menyamar sebagai penari Ronggeng.

Ia berhasil membunuh bajak laut yang tidak waspada. (Editor: Nibras Nada Nailufar)

Sumber: https://nationalgeographic.grid.id/read/, https://dispar.ciamiskab.go.id/2, http://scholar.unand.ac.id/5, dan kompas.com

https://bandung.kompas.com/read/2022/01/21/202030378/asal-usul-ronggeng-fungsi-dan-cerita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke