Salin Artikel

Cerita Napi Mualaf di Karawang Pertama Kali Puasa Ramadhan: Awalnya Berat...

KARAWANG, KOMPAS.com - Kamis (14/4/2022), Candra bertandang dari blok santri ke Masjid Nurul Iman, Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kelas IIA Karawang.

Pria 40 tahun itu merupakan warga binaan Lapas Kelas IIA Karawang. Ia memutuskan menjadi mualaf pada Maret 2022. 

Selepas berwudhu, ia langsung bergabung dengan santri Pesantren Nurul Iman lainnya. Selain mendengarkan ceramah, ia juga belajar membaca iqra.

Candra bercerita ihwal perjalanan dirinya hingga memutuskan menjadi mualaf.

"Awalnya mimpi didatangi orang berjubah putih," kata Chandra ditemui di sela kegiatan Pesantren Nurul Iman, Lapas Kelas IIA Karawang.

Chandra kemudian meminta izin kepada orangtuanya untuk menjadi mualaf. Setelah diizinkan, ia berbicara dengan petugas lapas dan pengurus pesantren.

"Akhirnya saya mualaf dan kemudian sunat," beber dia.

Candra kini tengah dalam fase belajar ibadah. Seperti shalat, mengaji, dan puasa. Ia teringat, pertama kali puasa terasa berat. Namun setelah beberapa hari menjadi terbiasa.

"Alhamdulillah belum bolong puasa hingga hari ini," ucap dia.

Selama Ramadhan, Candra yang dibui karena tersandung kasus narkoba itu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di Pesantren Nurul Iman.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para santri Pesantren Nurul Iman antusias mengikuti kegiatan Ramadhan. Mulai dari mendengarkan ceramah, membaca Al Quran hingga iqra.

Napi lainnya, Ujang Jayadi (40) mengatakan, sebelum ada pesantren ia hanya mengaji atau membaca Al Quran sendirian, kemudian kembali ke sel.

Tetapi sangat berbeda ketika ada pesantren. Ia mendapat tausiah dari para pengajar bersama ratusan santri lainnya.

"Setelah adanya pesantren, tentu sangat berbeda. Banyak yang saya pelajari soal ilmu agama di dalam pesantren," tutur Ujang.

Kamesworo, Kepala Seksi Binadik Lapas Kelas IIA Karawang membenarkan perihal warga binaan yang mualaf. Ia menyebut saat itu ada dua warga binaan yang mualaf.

"Saat itu mereka juga bilang ingin sunat. Kemudian kami datangkan dokter," kata Kamesworo.

Kamesworo berujar, Pesantren Nurul Iman didirikan sejak 22 Oktober 2021 bertepatan dengan Hari Santri Nasional.

Saat ini ada sekitar 150 santri dengan pengajar di antaranya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Karawang.

"Kegiatan pesantren saat Ramadhan berlangsung dari Senin sampai Jumat," ucapnya.

Ia mengatakan, sesuai dengan tujuan didirikannya pesantren, jumlah santri ditargetkan terus bertambah.

Sehingga saat warga binaan bebas, karakternya telah terbentuk, atau bahkan bisa membangun pesantren sendiri di tengah-tengah masyarakat.

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/14/214539478/cerita-napi-mualaf-di-karawang-pertama-kali-puasa-ramadhan-awalnya-berat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke