Salin Artikel

Perajin Tahu Tempe di Kabupaten Bandung Tak Ikut Mogok Produksi, Ini Alasannya

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten Bandung Ghufron mengatakan, Kopti Kabupaten Bandung tidak akan mogok berjualan.

Hal ini menyusul adanya rencana Paguyuban Tahu dan Tempe di Jawa Barat yang akan melangsungkan aksi mogok berjualan, pada 17 Oktober mendatang.

Ghufron membenarkan saat ini harga kedelai memang mengalami peningkatan hingga Rp 13.200 per kilogram.

Menipisnya stok kedelai, kata dia, menjadi salah satu pemicu naiknya harga kedelai di pasaran.

"Nah, sekarang harga kedelai naik lagi memang iya. Jadi yang memicu kenaikan itu karena stoknya memang menipis jadi kalaupun didemo seperti apa itu tidak akan berpengaruh pada harga," katanya dikonfirmasi, Jumat (14/10/2022).

Terkait sikap Kopti Kabupaten Bandung yang tidak akan ikut aksi nanti, Ghufron lebih memilih menghargai langkah pemerintah yang saat ini telah memulai program subsidi.

Pemerintah, kata dia, telah menggulirkan program subsidi untuk kedelai sebesar Rp 1.000. Program tersebut sudah berjalan sejak bulan Mei, Juni hingga Juli.

"Memang bulan Agustus dan September tidak, melalui program itu pemerintah sudah memotong harga kedelai sebesar Rp 12.500 per kilogram dan sekarang program ini berjalan lagi," ungkapnya.

Program subsidi tersebut, lanjut Ghufron, bukan hanya diperuntukan untu pengrajin yang tergabung dalam Kopti saja. Namun diperuntukan untuk umum juga, selama terdata oleh Kopti.

"Tidak dibatasi, memang penyaluran subsidi ini melalui Kopti, yang lain boleh asal sudah terdata," bebernya.

Ia menilai, aksi mogok tidak akan memberikan solusi apapun, bahkan cenderung akan membuat gaduh.

"Ini kopti tidak mengambil sikap karena pemerintah melanjutkan program subsidi selisih harga, bahkan hari ini sudah mulai. Lantas kalau kita demo lagi itu kan hanya buat gaduh negara ini. Pemerintah kan sudah berupaya," terangnya.

Kendati Kopti Kabupaten Bandung tidak memberikan anjuran atau arahan untuk aksi, pihaknya tak melarang bagi anggotanya yang mau ikut serta dalam aksi 17 Oktober tersebut.

"Jadi kopti mengimbau untuk tidak ikut mogok, tapi kalau secara personal mau ikut, silakan saja kita kembalikan ke masing-masing. Tapi intinya kopti tidak menghendaki mogok karena pemerintah sudah ada upaya," jelas dia.

Disperdagin Kabupaten Bandung sebut harga kedelai normal

Berbeda dengan Kopti, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disperdagin) Kabupaten Bandung Dicky Anugerah menyebut harga kedelai impor saat ini masih relatif, dan belum ada kenaikan.

Dari data yang diterimanya selama satu pekan, angka harga kedelai masih stabil, berkisar Rp 14.500 sampai Rp 15.000 perkilogram.

"Jadi itu masih stabil, stoknya masih tersedia dan harga relatif aman, tidak ada kenaikan," kata Dicky.

Ia menilai aksi yang akan dilakukan oleh pengrajin Tahu dan Tempe pada tanggal 17 Oktober mendatang hanya akan terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat.

"Nah Jabar ini terdiri dari beberapa wilayah kabupaten/kota, kalau kita mengacu harga di kabupaten bandung itu kan masih stabil tidak melebihi Rp 15.000 perkilogram. Jadi mungkin itu di daerah lain," beber dia.

Kendati begitu, ia membenarkan bahwa bahan baku tahu dan tempe tersebut mengalami pembatasan pengiriman dari Negara Eksportirnya.

Menurutnya Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung belum akan melakukan subsidi terkait hal ini.

Selain, data yang diterimanya masih belum ada kenaikan. Dicky menyebut, subsidi ditingkat daerah akan dilakukan apabila terjadi kelangkaan.

"Kita belum ada subsidi, mungkin itu dari pemerintah pusat. Karena memang subsidi itu perlu kalau ada kelangkaan, sementara kalau berdasarkan data yang kami punya itu masih aman tidak ada kelangkaan," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/14/191744678/perajin-tahu-tempe-di-kabupaten-bandung-tak-ikut-mogok-produksi-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke