Salin Artikel

Korban Kritis Kecelakaan KA di Tasikmalaya Hendak Nyekar ke Makam Ibu, Kini Tak Sadarkan Diri karena Pendarahan Otak

Ia dan tiga rekanya mengalami kecelakaan setelah mobil yang mereka naiki ditabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Jalan Leuwidahu pada Minggu (13/11/2022) dini hari.

Kondisi Aslan disampaikan sang kakak, Dadan (39) saat ditemui di RSUD dr Soekardjo pada Minggu malam. Ia bercerita adiknya bekerja di Kota Tasikmalaya.

Sebelum kecelakaan terjadi ia pulang ke rumah untuk menyambangi ayahnya. Selain itu ia berencana untuk nyekar ke makam sang ibu.

Tapi niat untuk nyekar ke makam ibu belum terlaksana karena ia mengalami kecelakaan.

“Aslam itu kerja di Karawang. Katanya, kantor tempat dia kerja itu ‘kan ada jatah akhir tahun untuk outing (liburan kantor), tapi Aslam nggak ikut, dia lebih memilih pulang untuk nyekar ke makam Ibu, sekalian jenguk Bapak juga,” kata Dadang.

Ia bercerita Aslan baru tiba di rumahnya pada Sabtu (12/11/2022) sore.

“Begitu tiba kemarin sore itu, teman-teman SMP-nya itu menghubungi, ngajak main, karena mungkin sudah lama nggak ketemu juga,” terangnya.

Kabar terakhir yang diketahui oleh Dadan adalah Aslan dan teman-temannya pergi ke Pemandian Air Panas Citiis yang ada di kaki Gunung.

Namun Minggu siang, Dadan terkejut saat mendengar kabar dari orangtua siswa tempat Aslan dulu bersekolah jika adiknya mengalami kecelakaan.

“Saya kaget. Orang tua siswa pesantren dulu Aslan sekolah kasih saya kabar (perihal kecelakaan). Minta kami sekeluarga datang ke sini (RSUD dr. Soekardjo),” jelas Dadan.

Ia menduga kecelakaan yang terjadi dini hari terjadi saat hendak mengantarkan pulang ke masing-masing rumah menggunakan mobil tersebut.

Menurutnya sang adik akan menjalani operasi karena Aslan belum sadarkan diri dan mengelami pendarahan di kepala.

“Mohon doanya, semoga besok operasi adik saya lancar. Semoga lekas sembuh karena Alsam belum sempat berziarah ke makam Ibu,” pinta Dadan.

Dadan juga mengaku telah mendonorkan darah untuk jaga-jaga jika rumah sakit membutuhkan darah untuk adiknya.

“Beberapa minggu belakangan ini, saya gagal terus mau donor darah. Ada saja halangannya. Eh, rupanya, barangkali memang untuk adik saya ini,” kenang Dadan.

Namun penjagaan sawadaya tak dilakukan 1x24 jam, padahal jalur rel Tasikmalaya-Bandung itu kerp dilintasi kereta.

"Kami hanya melakukan penjagaan seusai azan subuh hingga tengah malam," kata Ukar (54), warga sekitar dikutip dari Tribun Jabar.

Saat terjadi kekosongan penjagaan pintu perlintasan itu, lanjut Ukar, ada tiga rangkaian KA yang biasa melintas.

Dari ketiga rangkaian KA itu satu diantaranya KA Serayu relasi Pasar Senen-Purwokerto yang menabrak mobil Suzuki Swift dan menewaskan tiga penumpangnya, Minggu (13/11) dini hari.

Menurut Ukar, penjagaan pintu perlintasan terpaksa dibatasi karena disesuaikan dengan kemampuan para relawan.

"Mereka mengaku tak sanggup melakukan penjagaan tengah malam hingga subuh karena faktor stamina," ujar Ukar.

Selama ini, lanjut Ukar, penjagaan sebenarnya dilakukan secara bergiliran beberapa shift.

"Namun untuk tengah malam hingga subuh tak ada yang sanggup. Ya akhirnya dibiarkan kosong, padahal ada tiga jadwal rangkaian KA melintas," kata Ukar.

Karena itu, warga hanya bisa mengimbau jika melintas di perlintasan tanpa palang pintu Leuwidahu lewat tengah malam harap berhati-hati.

"Tidak ada penjaga, berarti pengendara harus hati-hati. Tengok kiri dan kanan sebelum melintas. Jika aman segeralah melintas dan jangan terlalu pelan," ujar Ukar

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Korban Kecelakaan Maut di Leuwidahu Mau Nyekar ke Makam Ibu, Pagi Ini Operasi

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/15/091500178/korban-kritis-kecelakaan-ka-di-tasikmalaya-hendak-nyekar-ke-makam-ibu-kini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke