Salin Artikel

Lubang Tambang di Bandung Barat Disulap jadi Danau Wisata, Cuma 5 Menit dari Tol Padalarang

Bekas lubang tambang itu menampung air hujan sampai membentuk sebuah danau yang mempesona dengan hamparan air dan panorama tebing sebagai latar belakangnya.

Objek wisata yang dinamai Tepi Danau ini berada di kawasan Kota Baru Parahyangan, danau bekas lubang tambang itu menjadi pilihan alternatif yang cocok untuk dikunjungi akhir pekan bareng keluarga.

"Suasananya enak, gak bising kendaraan. Danaunya juga indah apalagi ada fasilitas perahu sama perahu bebek-bebekan cocok banget liburan bareng keluarga," kata Pamungkas (30) salah satu pengunjung yang sengaja berlibur bersama keluarga, Jumat (25/11/2022).

Menurutnya, objek wisata baru ini jadi tempat baru wisatawan untuk menghabiskan akhir pekan di Bandung.

Lokasinya yang tak jauh dari gerbang Tol Padalarang menjadi poin tersendiri bagi wisatawan luar kota seperti dirinya.

Bekas lubang tambang

Direktur PT Bela Putera Intiland, Ryan Brasali mengatakan, kawasan Kota Baru Parahyangan semakin tahun semakin dikembangkan dari perumahan, pusat perbelanjaan sampai sektor wisata.

Pengembangan-pengembangan ini menurutnya berlandas pada pemeliharaan dan perlindungan terhadap lingkungan, begitupun dalam membentuk objek wisata Tepi Danau.

"Awalnya dulu ini (lubang) bekas galian pasir. Penambang pasir ini kemudian menggali sampai pada kedalaman 17 meter, lalu ditemukan mata air sehingga airnya naik dan membentuk danau," ungkap Ryan.

Ryan menyebutkan, Kota Baru Parahyangan akan terus mengembangkan sektor hunian dan komersil. Di area yang sama, wisata rekreasi air dengan seluncuran terbesar di Indonesia tengah dibangun.

"Rencananya Waterboom ini selesai di tahun 2023. Ini menambah koleksi objek wisata yang berada di Kota Baru Parahyangan," ucap Ryan.

Menu-menu yang ditawarkan pun cukup beragam sehingga pengunjung tak perlu repot mencari camilan maupun kopi.

Pengelola Baker Street Tepi Danau, Mesayu Pradita, resto yang dikelolanya memang diperuntukkan bagi keluarga yang sengaja menghabiskan waktu libur untuk sekadar bersantai.

“Kami berharap lokasi wisata ini menjadi tempat baru bagi keluarga untuk menghabiskan waktu bersama,” kata Mesayu.

Harga tiket dan jam buka

Pengunjung enggak perlu merogoh kocek terlalu dalam, harga tiket masuk objek wisata Tepi Danau tidak akan membuat kantong kering.

"Voucher masuk weekday sama weekend sama. Cuma Rp20 ribu. Voucher masuk bisa dijadikan alat pembayaran untuk wahana dan makanan," kata Pengelola Tepi Danau, Andrian.

Adapun untuk jadwal buka objek wisata Tepi Danau yakni dari pukul 09.00 - 20.30 WIB.

Pengunjung masih bisa menikmati suasana malam di Tepi Danau namun wahana perahu hanya dibuka dari jam 09.00 - 18.00 WIB.

https://bandung.kompas.com/read/2022/11/25/131455178/lubang-tambang-di-bandung-barat-disulap-jadi-danau-wisata-cuma-5-menit-dari

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com