Salin Artikel

Menilik Keunikan Masjid Al Jabbar, Dijuluki "Masjid Apung", Ada 27 Pintu yang Punya Makna Khusus

KOMPAS.com - Masjid Al Jabbar di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), diresmikan pada Jumat (30/12/2022).

Perancang masjid ini ternyata adalah Ridwan Kamil, Gubernur Jabar yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.

Banyak yang menjuluki masjid ini sebagai "masjid apung". Pasalnya, bangunan masjid berada di tengah danau. 

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, selain bangunan masjid, ada tiga proyek lainnya yang bakal dikerjakan di area seluas 25,997 hektar.

Proyek kedua adalah membuat museum Rasul dan sejarah Islam di Nusantara. Lantaran masih ada pengerjaan, museum ini direncanakan baru dibuka untuk umum pada 2023.

"Jadi museum tidak akan dibuka pada tanggal 30 Desember, mungkin di Februari 2023 karena masih ada pekerjaan. Ternyata masih belum tuntas masih butuh waktu karena dia pakai digital," ujar pria yang kerap disapa Emil ini, Senin (26/12/2022).

Sedangkan, proyek ketiga ialah membuat danau retensi yang sekaligus berfungsi untuk mengendalikan banjir di wilayah Gedebage.

"Proyek ketiga adalah danaunya, danau pengendali banjir Gedebage biar banjirnya terbagi-bagi ke banyak tempat. Jadi bisa dilihat punya fungsi ngendaliin banjir walaupun Gedebage masih banjir. Artinya kan usaha sudah, tapi ternyata belum maksimal salah satu upaya adalah danau retensi sudah beres. Memang masjidnya jadi indah karena seolah mengapung di air," ucapnya.

Danau Masjid Al Jabbar diharapkan bisa menjadi lokasi wisata. Nantinya, terang Emil, akan disediakan perahu bagi pengunjung yang ingin melihat Masjid Al Jabbar dari sudut berbeda.

Adapun proyek keempat adalah taman yang mengelilingi area masjid.

"Ini nanti ada kegiatan ekonomi, di bawah museum, ada tempat bazar di alun-alun, ada foodcourt, ada perahu di kolamnya, mau pre-wedding juga boleh tapi (berbayar) karena harus ada nilai ekonominya supaya masjid ini mandiri. 2-3 tahun masih banyak APBD tapi suatu hari bisa membiayai diri sendiri," ungkapnya.

Emil menuturkan, konsep Masjid Al Jabbar terinspirasi dari rumus matematika.

"Kemudian konsepnya dari rumus matematika. Ada sebuah rumus, matematika identik dengan Aljabar, ilmuan matematika terkenal sedunia namanya Aljabar. Kemudian Aljabar nama Asmaul Husna yang kita tuliskan di mihrab itu artinya agung. Kebetulan juga Aljabar juga singkatan Jawa Barat. Jadi sudah takdirnya namanya berjodoh," tuturnya.

Nilai filosofis juga terkandung pada bagian atap atau kubah yang mana dibangun tanpa tiang penyangga. Hal ini untuk menonjolkan kesan megah sekaligus membuat jemaah tampak kecil saat beribadah kepada Allah.

Tak hanya itu, jumlah 27 pintu di Masjid Al Jabbar ternyata juga memiliki makna khusus, yakni menyimbolkan jumlah kabupaten dan kota di Jabar.

"Karena ini masjid Jabar dikonsepkan agar ada pintu atau tempat 27 kota kabupaten. Jadi kalau di-zoom (ornamen) membentuk batik (tiap daerah) yang berbeda, pokoknya pintu Majalengka, Ciamis, Garut sehingga 27 wilayah ini terwakili ke-Jawa Baratan-nya," paparnya.

Usai melihat hasil pengerjaan Masjid Al Jabbar, Emil mengaku kagum. Ia menyebutkan bahwa hasil pengerjaan tersebut melebihi ekspektasi imajinasinya. Emil pun mengaku bahwa rancangan Masjid Al Jabbar adalah proyek tersulit yang pernah ia tangani.

"Makanya pas jadi, melebihi imajinasi saya terus terang. Daripada sketsa lebih keren jadinya, saya juga suka merinding masuk sini karena melihat kemegahan seperti ini. Jadi ini terkompleks, tersulit, terbesar yang Allah takdirkan di saat saya masih hidup dan menjadi pemimpin," jelasnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, dari kejauhan, Masjid Al Jabbar terlihat megah. Di bagian luar terdapat empat menara menjulang.

Sekilas, atapnya menyerupai sisik ikan. Berdasakran data Dinas Bina Marga Provinsi Jabar, penutup kubah utama menggunakan 6.136 lembar kaca.

Pengunjung yang hendak memasuki masjid akan melewati jembatan yang diiringi gemercik air mancur.

Begitu tiba di dalam, masjid yang dibangun sejak 2017 ini memiliki dua lantai. Lantai bawah untuk jemaah pria dan lantai atas untuk jemaah wanita.

Di dalam masjid terdapat pilar-pilar yang berfungsi sebagai pendingin udara dan tempat menyimpan Al Quran. Konsep ini terinspirasi dari Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar Iwan Suwanagiri menjelaskan, Masjid Al Jabbar memiliki banyak fasilitas, seperti plaza, ruang shalat mezzanine, dan ruang shalat utama.

"Total kapasitas untuk di selasar sendiri bisa mencapai 3.627 orang. Sedangkan untuk plaza bisa mencapai 16.363 orang. Jika digabungkan dengan tempat salat utama dan mezanine bisa mencapai 33.000," bebernya, Selasa (20/12/2022).

Ia menerangkan, proyek pembangunan Masjid Al Jabbar menelan biaya lebih dari Rp 1 triliun. Pembangunannya dibagi dalam empat tahap, tahap I dari 2017-2018, tahap II tahun 2019, tahap III pada 2020, dan sisanya dilakukan pada tahap IV.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jabar Edi Komarudin menyampaikan, Masjid Al Jabbar tak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah.

"Oleh karenanya, di samping ibadah, nantinya harus ada fungsi dakwah dan fungsi pendidikan. Masjid Al Jabbar harus jadi percontohan," tandasnya, Rabu.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani | Editor: Pythag Kurniati, Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/30/170000778/menilik-keunikan-masjid-al-jabbar-dijuluki-masjid-apung-ada-27-pintu-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke