Salin Artikel

Viral Video Intip Pakaian Dalam Wanita di Bandung, Polisi: Korbannya Lebih dari 10 Orang

BANDUNG, KOMPAS.com - Jagad twitter diramaikan postingan berbagai video amatir aktivitas seseorang yang mengintip pakaian dalam wanita.

Kompas.com mencoba menelusuri akun tersebut melalui media sosial Twitter. Akun tersebut bernama @Tukangnoong.

Nama akun tersebut, menggunakan bahasa sunda yang memiliki arti tukag ngintip.

Ketika ditelusuri akun tersebut tidak hanya mengunggah satu video saja, ada ratusan video yang diunggah. 

Sebagian besar video yang diunggah akun tersebut memperlihatkan aktivitas seorang perempuan yang sedang berbelanja atau mendatangi fasilitas umum kemudian direkam menggunakan kamera secara diam-diam. Mulai dari wajah hingga ke bagian sensitif. 

Selain ramai di Twitter, video-video yang diunggah akun tersebut juga ramai diperbincangkan di sosial media Instagram.

Bahkan, salah satu akun Instagram mengunggah salah satu video dan menyebutkan bahwa rata-rata lokasi yang digunakan oleh pelaku untuk melancarkan aksinya berada di salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung.

Akun instagram tersebut juga menyebutkan jika beberapa perempuan yang menjadi korban telah mengadukan video tersebut ke pihak yang berwajib.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Bandung Kompol Oliesta Ageng Wicaksana membenarkan adanya kejadian tersebut di wilayah hukum Polresta Bandung.

Pihaknya mengaku telah mendapatkan sejumlah informasi terkait akun twitter tersebut. Oliesta menambahkan, akun tersebut tidak hanya memosting video pakaian dalam wanita saja. Namun juga memperjualbelikannya.

"Jadi kami juga sudah mendapatkan informasi dari masyarakat bahwasannya di Twitter ini beredar sebuah video pakaian dalam wanita yang di diperjualbelikan, kami sedang selidiki kasus ini," katanya ditemui di Mapolresta Bandung, Kamis (5/1/2023).

Ia juga membenarkan jika lokasi yang kerap digunakan pelaku saat beraksi ada di wilayah Kabupaten Bandung.

Saat ini, pihaknya tengah menelusuri kasus tersebut, dan memburu pelaku pengambilan, pengunggah dan yang memperjualbelikan video tersebut.

"Informasi yang kami dapatkan, kegiatan ini berlangsung di wilayah Kabupaten Bandung di daerah Timur. Kemudian nanti dalam hasil pengembangan kalau memang pelakunya berhasil kami amankan, kami akan telusuri sejauh mana keterlibatan  dan sejauh mana aksinya sudah dilakukan," tambahnya.

Ia menduga, korban yang menjadi video senonoh itu lebih dari 10 orang. Selain menelusuri jejak digital, pihaknya tengah berkomunikasi dengan salah satu korban yang menjadi obyek video tersebut.

"Sementara yang baru bisa kami ajak untuk komunikasi kemudian mengkonfirmasi itu baru 1 orang, namun dari informasi yang beredar korbannya lebih dari 10 orang, mungkin bisa sampai 20 orang," ucap Oliesta.

Sejauh ini, kata dia, baru 1 orang yang berani melaporkan kejadian itu. Oliesta meminta korban bisa berpartisipasi dan berperan aktif untuk menelusuri jejak korban.

"Kami sedang berusaha, dari korban ini yang sedang kami telusuri agar dapat berpartisipasi dan berperan aktif berkomunikasi dengan kami sehingga kami bisa mendapatkan petunjuk, mulai dari lokasi kejadian, indikasi-indikasi yang mengarah ke pelaku," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/05/155141178/viral-video-intip-pakaian-dalam-wanita-di-bandung-polisi-korbannya-lebih

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com