Salin Artikel

Pedagang Beras di Pasar Cileunyi Keluhkan Kehilangan Pelanggan lantaran Harga Naik

Ibu Uum (54) misalnya, salah satu pedagang beras di Pasar Cileunyi mengatakan beberapa pelanggan yang biasa berbelanja di kios beras miliknya satu per satu mulai menghilang.

Ia mengatakan sejak awal 2023, penjualan beras di kiosnya semakin sepi saja. Kalau pun ada kebanyakan membeli beras secara eceran atau kiloan.

"Sejak awal tahun mulai mengurang, apalagi yang beli per-karung ya jarang lah, banyaknya paling yang diecer, itu pun dari 10 Kilogram paling sekarang banyak yang beli Rp 5 kilogram," katanya dijumpai, Kamis (2/1/2023).

Ibu Uum menjual beras eceran dengan harga yang variatif mulai dari Rp 11.000 per kilogramnya, hingga yang paling mahal Rp 13.000 per kilogram.

Sedangkan harga beras per karung yang paling mahal Rp 315.000 dan yang paling murah Rp 285.000.

"Penjualan naik turun, apalagi awal tahun ini, sekarang makin sepi," kata dia.

Ia menuturkan, melonjaknya harga beras sudah lama terjadi, bahkan sejak 2022.

Meski begitu, naiknya harga beras tidak langsung secara signifikan melonjak, tetapi perlahan.

Beras biasanya mengalami kenaikan Rp 200 per kilogramnya. Meski kecil, tapi angka tersebut terus beranjak.

"Naiknya Rp 5.000 per karung, kalau beras naiknya enggak kencang Rp 200 per kilo," ujar dia.


Sebagai seorang pedagang, tentu ia tak mau kehilangan pelanggan secara serentak.

Ia mengaku kerap mengoplos beras, antara beras yang murah dan mahal dicampur aduk dan dijual dengan harga yang miring.

"Kalau untuk ketengan itu biar harga stabil, kadang kita oplos saja yang penting bisa dijual standar," tambah dia.

Tidak hanya beras saja yang mengalami kenaikan, sembako yang lain di Pasar Cileunyi sudah mulai mengalami kenaikan harga.

"Naiknya itu sudah lama tahun 2022, setelah tahun baru belum, dan baru merasakan sekali naik," tuturnya.

Hal serupa juga dialami oleh Marni (42) yang juga pedagang beras di Pasar Cileunyi.

Kenaikan harga beras membuat ia harus berpikir ekstra agar barang atau stok beras yang ada di kiosnya segera habis.

"Sebetulnya meskipun mengalami kenaikan, pengiriman dari supplier tetap amn," ujar Marni.

Marni mengungkapkan, naiknya harga beras di pasaran disebabkan oleh gagal panen yang dialami di tingkat petani.

Tidak hanya itu isu resesi ekonomi, kata dia, membuat para pembeli mulai membatasi pengeluaran untuk berbelanja.

"Kayanya warga banyak yang mengatur keuangan, apalagi segalanya lagi naik semua harga naik," jelasnya.


Dari sisi produksi, para supplier, mengeluhkan ada kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Belum lagi BBM naik, itu juga menambah beban produksi nganterin ke sini," tuturnya.

Ia juga mendengar di tingkat petani, gagal panen sedang terjadi.

"Jadi mempengaruhi ke kita sekarang. Gangguannya sama hama tikus, keong, anginnya juga, banyak yang gagal," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/02/141155478/pedagang-beras-di-pasar-cileunyi-keluhkan-kehilangan-pelanggan-lantaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke