Salin Artikel

KPU Tasikmalaya Masih Temukan Warga Meninggal Terdaftar Jadi Pemilih

Namun, jumlahnya saat ini masih dikalkulasi di lapangan oleh para petugas pencocokan dan penelitian (coklit) yang tersebar di 10 kecamatan Kota Tasikmalaya.

Tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 di seluruh daerah saat ini memasuki proses pencocokan data pemilih dari DP4 ke rumah-rumah yang nantinya akan dijadikan dasar Daftar Pemilih Sementara (DPS).

"Petugas pantarlih (coklit) masih melakukan pendataan ke rumah-rumah langsung. Jadi belum terekap total berapa yang meninggal, namun datanya itu masih masuk DP4," jelas Komisioner KPU Kota Tasikmalaya, Yeti Nurhayati, di kantor DPRD Kota Tasikmalaya, Senin (27/2/2023).

Yeti menambahkan, saat petugas coklit menemukan warga yang meninggal di DP4 tak bisa begitu saja mencoret data.

Pasalnya, data akan dicoret jika keluarganya mampu menunjukkan dokumen administrasi yakni akta kematian dari pemerintah daerah.

Namun, jika warga meninggal yang belum dibuktikan dengan akta kematian, rekapitulasi hasil coklit KPU nantinya akan dikonsolidasikan dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tasikmalaya.

"KPU tidak bisa mencoret begitu saja karena butuh bukti administrasi akta kematian. Nanti kita akan konsolidasi dengan Disdukcapil terkait akta kematiannya," ujar dia.

Saat ini, lanjut Yeti, petugas coklit sedang mengecek ke rumah-rumah secara langsung yang tersebar di 2.265 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan jumlah DP4 sebanyak 547.653 calon pemilik hak pilih.


Kendala yang selama ini ditemui petugas coklit adalah saat hendak bertemu calon pemilih tak ada di rumah dan sudah pindah domisili rumah.

"DP4 Kota Tasik itu ada 547.653 pemilih. Berkurang atau bertambahnya nanti lihat hasil coklit di lapangan. Nah, misal hari ini, pantarlih Sukajaya Bungursari mencoklit Pak Aslim sebagai Ketua DPRD Kota Tasikmalaya di kantornya. Pada prinsipnya petugas coklit itu mencocokan dan mencatat data dari basis DP4 untuk perbaikan data sesuai cek faktual," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Aslim, mengaku petugas coklit KPU Tasikmalaya diharapkan akan terus bersinergi dengan masyarakat selama bertugas.

Tujuannya, partisipasi Pemilu 2024 nanti di wilayahnya akan tetap tinggi dan masyarakat antusias menggunakan hak pilihnya.

"Petugas coklit ini memang memerlukan kerja ekstra. Pihaknya berharap petugas dapat bersinergi agar masyarakat tidak apatis menghadapi pemilu serentak 2024 nanti," kata dia.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/27/174459978/kpu-tasikmalaya-masih-temukan-warga-meninggal-terdaftar-jadi-pemilih

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com