Salin Artikel

Keracunan Massal di Lembang Makan Korban Jiwa, Lansia Meninggal Setelah Tolak Dirawat

Pasien lansia perempuan atas nama Tarmah Tarmanah (71) dinyatakan meninggal dunia di kediamannya Kampung Cijengkol pada Rabu (1/3/2023) pagi.

"Salah satu warga kami yang kena dampak dari keracunan kemarin atas nama ibu Tarmah 71 tahun meninggal dunia pada hari ini tadi sekitar jam 07.58 WIB,” ungkap Kepala Desa Wangunsari, Diki Rohani saat dikonfirmasi, Rabu (1/3/2023).

Warga tersebut mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari pesta perkawinan yang digelar pada Minggu (26/2/2023) lalu.

"Yang bersangkutan tidak hadir di hajatan. Tapi dapat mendapat makanan karena bagian dari keluarganya, makanan yang dimakan seperti sop, rolade, dan bistik,” ujar Diki.

Beberapa waktu setelah mengonsumsi makanan tersebut, warga tersebut mulai mengeluhkan gejala keracunan seperti mual dan diare.

Setelah diperiksa, Tarmah memiliki riwayat penyakit hipertensi yang juga menjadi pemicu gangguan keracunan itu semakin parah.

"Memang ibu ini sudah lama sakit-sakitan. Ada rekam medik beberapa kali ke rumah sakit, yang bersangkutan memiliki riwayat darah tinggi atau hipertensi," kata Diki.

Diki menjelaskan, petugas kesehatan dan pihak keluarga sempat membawa pasien ke rumah sakit pada Selasa (28/2/2023) kemarin. Namun yang bersangkutan berontak dan menolak untuk melanjutkan perawatan di rumah sakit.

"Menjelang malam beliau ingin memaksa pulang, dan atas permohonan dan persetujuan keluarga, beliau diperbolehkan pulang dan bisa sampai ke rumah. Tetapi tepatnya sekitar pukul 07.58 WIB kami dapat kabar beliau meninggal dunia,” papar Diki.


Sementara itu, Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan menyampaikan bela sungkawa atas jatuhnya korban pada peristiwa kejadian luar biasa (KLB) keracunan massal di Bandung Barat.

"Tentu atas nama pribadi dan pemerintah daerah saya mengucapkan turut berduka cita. Saya sudah langsung perintahkan ke Camat Lembang kalau ada warga yang memang kondisinya parah harus segera dirawat," ucap Hengki.

"Kalau memang ada warga yang masih merasakan mual, sakit perut dan lain sebagainya, segera ke RSUD saja. Kita sudah sampaikan biaya perawatan akan ditanggung oleh Pemda Bandung Barat," imbuhnya.

Untuk warga yang sedang dalam masa pemulihan juga akan diberikan obat-obatan dan vitamin secara gratis, ratusan warga yang terdampak keracunan itu saat ini dalam pengawasan petugas kesehatan.

"Yang dalam masa pemulihan dan masih bisa bertahan, segera diberikan vitamin atau obat-obatan. Pokoknya pengobatan kita harus maksimal," tutur Hengki.

https://bandung.kompas.com/read/2023/03/01/150751378/keracunan-massal-di-lembang-makan-korban-jiwa-lansia-meninggal-setelah-tolak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com