Salin Artikel

Pakai Sepatu Rusak Saat Tes, Anak Kuli Bangunan di Bandung Lolos Seleksi Bintara Polri

BANDUNG, KOMPAS.com - Video Muhamad Zadani Haikal Taufik (19), remaja asal Kampung Cipucung, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memakai sepatut rusak dan ada tambalan plester saat ikuti tes fisik di lapangan Sekolah Polisi Negara, Cisarua, viral di media sosial. 

Fitriani Hasanah (43), ibu Zadani, membenarkan bahwa sepatu putranya itu sepatu bekas yang dibeli secara online. 

"Anak saya viral karena menggunakan sepatu yang rusak, videonya ada di TikTok bahkan ada 4 video," katanya ditemui di rumahnya, Selasa (25/7/2023).

Fitiriani menceritakan, penghasilan suaminya, Dedy Taufiq (49), yang bekerja sebagai kuli bangunan, belum mampu membelikan putranya sepatu baru.

Namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat Zadani atau sering disapa Zidan, untuk menjadi meraih cita-citanya sebagai polisi. 

"Kadang saya sedih, sering saya minta maaf ke Zidan, karena enggak bisa ngasih yang terbaik, tapi anak saya kuat dan berkeinginan tinggi," ujarnya.

Fitriani menceritakan, sepatu bekas itu dibelinya awal tahun 2023, tepatnya sejak Zadani mendaftarkan diri menjadi calon Bintara Polri yang keduanya kalinya. 

Namun dirinya mengaku baru mengetahui bahwa sepatu yang dibelinya itu kondisinya sudah rusak karena sering dipakai anaknya berlatih. 

"Ketahuannya waktu itu dia mau berangkat jam 04.00 WIB, sepatunya sama saya ditambal pake plester warna biru. Waktu itu saya nangis lihat perjuangan dia, saya minta maaf ke dia karena engga bisa membelikan yang baru," terangnya.

Meski hidup pas-pasan dan terbatas, kata Fitiriani, anaknya tak pernah mengeluh dan meminta untuk dibelikan sepatu baru. 

Berangkat tes bawa uang saku Rp 7.5000 

Tak hanya itu, Zadani juga tidak pernah mengeluhkan kondisi keuangan keluarganya. Fitriani mengaku pernah menemukan anaknya itu hanya memiliki uang sebesar Rp 7.500 untuk bekal test fisik.

"Feeling saya waktu dia sudah kehabisan uang, tapi dia enggak ngaku waktu ditanya. Saya coba periksa, ternyata tinggal segitu, dan saya minta ke bapaknya agar memberikan apa yang ada untuk bekal test Zidan," tambahnya.

Sementara itu, Dedy dan istrinya sering minta maaf kepada Zidan lantaran tak bisa memberi fasilitas terbaik untuk persiapan tes. Namun hal itu direspons Zidan dengan kalimat-kalimat optimis.

"Pas pakai sepatu ini dia gak ngeluh. Malah kita minta maaf waktu itu. Istri saya yang bilang, ibu sama bapak belum bisa ngasih yang terbaik buat kamu. Dia malah bilang, 'Dede yang akan ngasih terbaik ke Ibu sama Bapak'," kata Dedy. 

Dedy mengaku sempat tak yakin jika anaknya bisa lolos menjadi anggota Polri. Alasannya, penghasilannya yang pas-pasan dan adanya isu biaya menjadi polisi yang mahal semakin membuatnya semakin pesimis.

"Penghasilan saya hanya Rp 125 ribu, kadang sambil jualan. Kalau waktu jadi kuli kadang borongan, kadang juga di suruh sama tetangga benerin fasilitas rumahnya yang rusak, kalau borongan, saya biasa jadi tukang tembok," ungkapnya.

Namun, keraguan Dedy buyar seketika saat Zadani mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi polisi di tahun 2022.

Kala itu, lanjut Dedy, anaknya masih duduk di kelas 3 SMK 2 Baleendah. Dedy mengungkapkan di usianya yang masih belia, Zidan sudah disibukkan dengan berbagai kegiatan latihan.

Sambil menyelesaikan ujian akhir, Zidan, panggilan akrab Zadani, juga mengikuti seleksi calon bintara di Polresta Bandung.

Beruntung, kala itu, pihak sekolah memberikan izin untuk Zidan. Ia diberikan waktu ujian secara mandiri di luar waktu siswa yang lain.

"Ini seleksi yang kedua. Pertamanya tahun 2022. Posisinya masih sekolah, sedang ujian akhir. Tapi karena ada perekrutan, dia ngikutin. Jadi daftar juga, sekolah juga masih jalan. Pas ujian juga bareng sama ujian akhir sekolah. Sempat dapet kompensasi dari pihak sekolah. Soalnya dia lagi tes di sana, jadi dia punya jam sendiri tes soalnya," kata Dedy. 

Sejak pertama kali mendaftarkan diri, kata dia, Zidan sudah sering melatih ketahanan tubuhnya, mulai dari olahraga lari, berenang, hingga full up dan sit up.

"Kalau sudah lari, mau pagi atau sore pasti dia jalani, warga sini mah sudah tahu aktifitas anak saya," jelasnya.

Sayang di tahun itu, keinginan Zidan mesti tertunda. Ia dinyatakan tidak lolos saat menjalani test fisik tahap kedua.

"Iya waktu itu dia enggak lolos, sedih rasanya, satu saya enggak bisa memfasilitasi, dua dengar dia enggak lolos jadi campur aduk rasanya," kata Dedy.


Tak pernah malu

Sementara sang Ibu mengaku semangat putra keduanya sangat luar biasa untuk menjadi seorang anggota polri.

Fitri mengatakan, Zidan tidak pernah malu meski ayahnya hanya seorang kuli bangunan dengan penghasilan yang pas-pasan.

Bahkan, rasa optimisme Zidan kerap diucapkan dan dijanjikan kepada Ibunya, mana kala ada cemoohan tentang keinginan dirinya.

"Saya sempat down, tapi alhamdulilah anak saya yakin, 'Nanti sama Dede buktikan..'," setiap kali saya keluar dan ada yang meremehkan dia pasti bilang seperti itu. Dia sering bilang, "Kalau ada niat, usaha pasti ada hasil..", ujar Fitri.

Kerja di kafe

Fitriani mengatakan, usai anaknya tak lolos di tahun 2022, Zidan sempat bekerja menjadi seorang pelayan di salah satu kafe.

Upah tiap bulan yang tak seberapa, kata Fitriani, disisihkan untuk membiayai pendaftaran menjadi seorang anggota polisi.

"Bagi ukuran keluarga saya mah uang Rp 2 juta yang dia kumpulkan itu besar, itu kata dia untuk membiayai dia daftar jadi polisi," jelasnya.

Setelah beberapa bulan bekerja di kafe, Zidan memutuskan keluar mengikuti seleksi calon Bintara Polri 2023.

"Tahun ini daftar lagi. Terus ada kabar perekrutan untuk tahun 2023. Kemudian dia resign dari tempat kerjanya untuk daftar polisi," bebernya.

Seperti diketahui, video saat Zidan tengah melakukan ujian tes fisik lari di lapangan SPN ramai di sosial media lantaran sepatu yang dikenakannya sobek serta lusuh pula.

Dalam video tersebut terlihat Zidan yang tengah melakukan pemanasan untuk ujian lari diajak bicara oleh seorang anggota polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Saat diajak berbincang, terlihat sepatu yang dikenakan oleh Zidan ditambal dengan plester berwarna biru.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/25/152338678/pakai-sepatu-rusak-saat-tes-anak-kuli-bangunan-di-bandung-lolos-seleksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke