Salin Artikel

Warga di Bogor Dirampok, Penghuninya Disekap dan 13 Sapinya Dibawa Kabur

Sebanyak 13 ekor sapi, perhiasan 150 gram, dan uang tunai Rp 6 juta digondol oleh pelaku.

Kepala Kepolisian Sektor Rumpin Kompol Sumijo mengatakan, perampokan di pelosok Bogor ini terjadi pada Jumat (8/9/2023) sekitar 03.00 WIB.

"Perampokan dilakukan oleh delapan orang, yang ditangkap baru 3. Mereka survei, mapping lalu ketemu korbannya ngobrol usaha sapi. Rumah korban di pelosok sedangkan pelaku rata-rata orang luar Rumpin," kata Sumijo saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/9/2023).

Semua bermula saat penghuni rumah bernama Yuli dan Yeyen sedang tidur di rumahnya. Sementara pegawainya atau penjaga kandang sapi sedang bekerja dan duduk di depan pintu.

Pada saat itu, tiba-tiba datang sekelompok orang atau bapak-bapak menggunakan mobil sambil menodongkan senjata tajam.

Mereka menggertak dan kemudian menyuruh korban untuk tengkurap. Pelaku kemudian turun dan menyuruh korban agar tangan dan kaki diikat sekuat-kuatnya.

Saat kondisi dipastikan aman, para pelaku ini kemudian pergi menuju ke rumah pemilik tersebut.

"Rumah dan kandang ini memang berdekatan, nempel dan bersebelahan. Empat orang menuju rumah itu, sedangkan empat lainnya berjaga di kandang sapi itu," ujarnya.

Penghuni rumah yang sedang istirahat tidur bersama keluarga mendengar anjingnya menggonggong. Rupanya, pelaku sedang berusaha membobol gerbang rumah.

"Penghuni rumah terkejut karena kerasnya suara anjing menggonggong. Jadi mereka keluar untuk mengetahui apa yang terjadi. Saat pintu dibuka, di situ lah para perampok sudah standby dan mengancam korban," ungkapnya.


Penghuni rumah kaget bukan main dan syok, mereka akhirnya pasrah angkat tangan saat ditodong senjata jenis golok.

Yuli dan Yeyen kemudian dibawa dan diikat atau disekap di dalam kamar oleh para pelaku.

"Pelaku kemudian menggasak uang tunai dan perhiasan yang dipakai Ibu Yeyen diambil paksa serta emas yang ada disimpan di tas juga diambil. Sedangkan pelaku lainnya (yang ada di kandang sapi) mengambil sapi sebanyak 13 ekor dan diangkut atau dinaikkan ke kendaraan truk," bebernya.

Tak hanya itu, para pelaku juga membawa dua unit motor matic Honda Beat yang ada di sekitar kandang.

Setelah beraksi, pelaku langsung kabur meninggalkan korbannya dalam keadaan terikat tali.

"Mendengar suara mobil pelaku pergi, para korban akhirnya saling membantu membuka ikatan tali. Mereka akhirnya lari melapor ke RT dan selanjutnya lapor ke polisi," ujarnya.

Mendapat laporan pada subuh, pihak kepolisian langsung ke lokasi untuk olah tempat kejadian perkara (TKP).

Sumijo mengatakan, pihaknya membentuk tim penyelidikan dan mendatangkan tim INAFIS dari polres beserta anjing pelacak.

"Berdasarkan informasi warga, akhirnya kami mendapatkan informasi bahwa ada sejumlah sapi yang disimpan di sebuah bangunan di daerah Cibatok, Cibungbulang. Kami memanggil korban untuk mencocokan sapi tersebut. Dan ternyata benar bahwa itu memang sapi yang dicuri. Kami interogasi penjaga bangunan itu. Dia ditugaskan untuk mengurus sapi tersebut," ungkapnya.

Dari penyelidikan itu, sambung Sumijo, tiga pelaku berinisial N (43) AS (38), dan DS (40) berhasil diidentifikasi.

Pelaku kemudian dikejar dan berhasil ditangkap di pinggir jalan, wilayah Cibatok, Kecamatan Cibungbulang.


Kepada polisi, ketiga pelaku mengaku perampokan tersebut atas perintah rekannya yang kini masih buron.

AS bertugas sebagai orang yang survei dan eksekutor. Ia juga yang membawa sapi tersebut.

"Dari pengembangan (interogasi) itu akhirnya terungkap delapan pelaku lainnya. Alasan mereka merampok karena ingin mendapatkan uang. Impitan ekonomi karena pengangguran," bebernya.

"Mereka berunding berbagi tugas untuk merampok. Untungnya nggak ada korban jiwa karena korban tidak melawan," sambungnya.

Atas perbuatannya, para pelaku terancam dengan Pasal 480 KUHP dan 365 KUHP. Kini, proses penyidikan terhadap pelaku lainnya masih terus dilakukan. Lima orang pelaku dalam pengejaran.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/11/065037078/warga-di-bogor-dirampok-penghuninya-disekap-dan-13-sapinya-dibawa-kabur

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com