Salin Artikel

Mengintip Pelatihan Masinis Kereta Cepat Whoosh, Tak Ada Ruang untuk Kesalahan

Sebanyak 72 masinis dari PT  KAI mengikuti pelatihan tersebut. Dari jumlah itu, 40 masinis mengikuti pelatihan di Stasiun Tegalluar, sedangkan 32 orang lainnya mengikuti latihan di Madiun, Jawa Timur. 

Di Stasiun Tegalluar, para calon masinis tersebut mengikuti pelatihan dengan menggunakan simulator kereta cepat. 

Di hadapan layar komputer, para masinis terlihat mengikuti arahan dari instruktur yang merupakan seorang masinis berkebangsaan Tiongkok dan penerjemah.

Bak bermain game, para calon masinis itu memperhatikan setiap perangkat yang sudah terinstal di layar komputer masing-masing. 

Tak hanya mendengarkan instruktur saja, para calon masinis mesti memperhatikan komando dari ruang simulator pemandu.

Di sana terdapat layar komputer berukuran besar yang menggambarkan bagaimana kondisi stasiun apabila dalam situasi sibuk. 

Usai mengikuti pelatihan teori, para calon masinis itu diminta mencoba mesin simulator yang menyerupai ruang kendali Kereta Cepat. 

Mesin simulator tersebut berukuran besar berbentuk tabung dan disanggah oleh mesin hidrolik di bawahnya.

Hal ini membuat ketika para masinis mulai mengoperasikan, mesin tersebut akan bergetar dan bergerak sama persis dengan Kereta Cepat. 

Di dalamnya, layar berukuran besar dan satu buah kursi untuk masinis, serta perangkat keras seperti tombol dengan pelbagai fungsi berada di dalam. 

Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti mengatakan pelatihan tersebut sudah di mulai sejak Februari 2023.

"Jadi, mereka ini dimulai bulan Februari teori di Madiun kemudian November sudah masuk ke sini dan harapannya di tahun 2024 ini sudah mulai ke job training seperti itu," katanya saat  ditemui di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Rabu (17/1/2024). 

Nantinya, setiap masinis yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan sertifikasi dari  Kementerian Perhubungan. 

Dengan dikawal instruktur profesional, para calon masinis kereta cepat akan diberikan suplemen teori dan semi praktik dengan menggunakan mesin simulator yang sama persis seperti ruang kendali Kereta Cepat. 

 "Jadi, memang saat ini operasional masih dilakukan oleh tenaga profesional ya. Jadi batch pertama ini ada 40 siswa ini yang masih di tahap praktik di ruang simulator. Nantinya setelah praktik, baru job training, setelahnya baru sertifikasi dan baru dioperasikan oleh Indonesia. Saat ini masih full oleh tenaga profesional," ujarnya. 

"Jadi, memang bertahap. Dipastikan bahwa sudah memahami. Di sini pun sebagai siswa ada ujian-ujiannya, ada testingnya, dan nantinya sertifikasi oleh regulator baru dinyatakan bisa membawa Kereta Cepat, harapannya dalam satu tahun atau dua tahun ke depan," ujarnya. 

Ada beberapa hal yang ditekankan dalam pelatihan itu, di antaranya sisi teknologi dan penanggulangan situasi darurat. 

Hal tersebut penting diketahui lantaran KCIC menerapkan sistem keamanan yang ketat. 

"Di sini kan safety-nya kita menerapkan tinggi ya. Bagaimana tadi diceritakan kelebihan 2 km per jam saja ada alarm. Kelebihan 5 km per jam saja keretanya akan mengalami pengurangan kecepatan dan kelebihan 10 km per jam akan berhenti total. Jadi, memang teknologinya yang berbeda," katanya. 

"Kemudian tadi diceritakan bagaimana memahami, melihat sinyal ya. Sebelumnya, melihat sinyal yang tertanam di luar sekarang di dashboardnya. Jadi memang masinis ini terus kami ajarkan, kami latih sebaik mungkin supaya nantinya siap. Jadi memang ujiannya terus dilakukan supaya mereka berkompeten," kata Emir melanjutkan. 

Ke depan, tidak hanya pelatihan masinis, tapi ada pula pelatihan tenaga perawatan Kereta Cepat. 

Hal Ini karena sampai saat ini, perawatan Kereta Cepat berasal dari tenaga asing. 

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/17/163623378/mengintip-pelatihan-masinis-kereta-cepat-whoosh-tak-ada-ruang-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke