Salin Artikel

5 Fakta Kecelakaan Maut Truk Angkut 30 Peziarah di Bandung, 5 Orang Tewas Akibat Rem Blong

KOMPAS.com - Truk mengangkut 30 peziarah asal Kampung Cinagrog, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat mengalami kecelakaan, Jumat (26/1/2024) dini hari.

Kecelakaan maut itu bermula saat truk bernomor polisi D 8304 WY mengalami rem blong saat melewati jalan menurun di Jalan Raya Saguling, Kampung Saleos, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Berikut ini sejumlah fakta kecelakaan maut truk yang angkut 30 peziarah tersebut.

1. Kesaksian warga sekitar

Aep Dayeng (45), warga sekitar lokasi kejadian, mengatakan, sempat mendengar suara dentuman pada Jumat dini hari.

Dia kemudian mendatangi sumber suara dan melihat ternyata suara berasal dari truk yang mengalami kecelakaan.

"Jadi saya mau tidur, tiba-tiba dengar seperti suara pohon tumbang. Saya cek keluar rumah, ternyata itu truk kecelakaan. Jadi terbalik terus posisi terakhirnya itu berdiri lagi," ujar Aep.

Aep merupakan orang pertama yang tiba di lokasi kecelakaan.

Dia menyaksikan orang-orang sudah dalam kondisi berhamburan di jalan, termasuk penumpang anak-anak.

Sementara truk itu dalam keadaan ringsek lantaran jungkir balik di jalan yang menurun.

"Yang pasti dari atas (jalan menurun) itu sepertinya enggak bisa ngerem, lalu terbalik tapi berdiri lagi. Soalnya saya dengar suara keras. Korban tergeletak di jalan, banyak yang luka. Saya fokus nolong korbannya," ujar Aep.

"Penumpangnya ada dewasa sama anak-anak. Pada menjerit-jerit, saya selamatkan dulu yang tergencet di bawah ban. Kalau meninggal atau enggaknya kurang tahu, setelah itu saya bantu korban lainnya," kata Aep menambahkan.

2. 5 orang tewas

Kasatlantas Polres Cimahi AKP Sudirianto mengatakan, data sementara, ada lima peziarah meninggal dunia, 10 orang mengalami luka berat akibat benturan, dan sisanya luka ringan.

"Kejadiannya sekitar jam 00.30 WIB. Mengangkut rombongan peziarah, penumpangnya sekitar 30 orang. Korban 5 meninggal dunia, 10 luka berat, dan 15 luka ringan," ungkap Sudirianto saat dihubungi, Jumat (26/1/2024).

Lima penumpang yang meninggal dunia di lokasi, langsung dibawa ke rumah duka oleh pihak keluarga. Sementara puluhan penumpang yang mengalami luka berat dan ringan, masih mendapat perawatan di rumah sakit.

"Korban ada yang dirujuk ke RSHS, lalu ke RS Cahya Kawaluyan, dan ke Klinik Asy Syifa Cipatat. (Korban) meninggal sudah dibawa pihak keluarga langsung," kata Sudirianto.

3. Kondisi jalan gelap dan rem blong

Dari hasil olah TKP, kecelakaan yang menewaskan 5 penumpang terjadi di lokasi jalan yang menurun dan berkelok.

Polisi menduga, kecelakaan itu disebabkan karena gagalnya sistem pengereman atau rem blong.

"Saya bisa sampaikan bahwa analisa awal adalah adanya kegagalan sistem rem dari kendaraan tersebut," ungkap Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Afandi di lokasi kejadian.

Edwin mengatakan, sedikitnya ada empat faktor penyebab yang mengakibatkan kecelakaan maut truk bernomor polisi D-8304-WY di lokasi tersebut.

"Kita identifikasi di lapangan yang pertama adalah faktor kendaraan, kedua faktor pengemudi, ketiga faktor lingkungan yaitu kurangnya penerangan, keempat faktor jalan agak rusak sehingga kendaraan akan terkendala dengan kecepatan tinggi," kata Edwin.

Meski demikian, polisi masih harus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti terjadinya kecelakaan sampai jungkir balik.

Iroh (50) tak pernah menyangka jika ziarah makam yang dilaksanakan puluhan warga Kampung Cinagrog, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat akan berakhir duka.

Sedikitnya ada 36 orang dari mulai anak-anak hingga dewasa yang ikut bertolak ke Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur untuk berziarah menumpangi truk engkel dengan bak terbuka.

"Ada 36 orang yang naik. Ibu naik di bak belakang. Ada juga yang berangkat naik motor ada yang naik angkot. Tapi yang naik truk ada 36 orang," ujar Iroh saat ditemui di Klinik Assyida, Saguling, Bandung Barat, Jumat (26/1/2024).

Sesampainya di makam, truk yang mereka tumpangi mengalami kendala. Sang sopir lantas memeriksa kendaraan dan memperbaiki trouble pada truk engkel tersebut.

Sementara rombongan peziarah bergegas menuju lokasi makam untuk melaksanakan ritual ziarah.

Pelaksanaan ziarah berjalan hidmat, doa-doa terpanjat dengan khusyu, sementara anak-anak mengikuti orangtuanya mengaminkan lantunan doa.

Pelaksanaan ziarah berjalan tanpa hambatan, hingga mereka bersiap untuk kembali pulang ke kampung halaman.

"Waktu berangkat dari sini juga mobil sudah terasa rusak, pas sampai Cianjur itu sopirnya langsung memperbaiki dulu bagian remnya. Itu sekitar sejam diperbaikinya," papar Iroh.

5. Detik-detik kecelakaan

Suasana gelap itu diperparah dengan kondisi jalan yang rusak parah. Tak jarang roda truk masuk ke lubang jalan mengagetkan para penumpang.

Setibanya di kontur jalan yang menurun dan berkelok, kendaraan melaju terlalu mepet ke sebelah kiri.

Sopir yang tidak terlalu awas penglihatannya karena gelap spontan langsung membanting stir ke sebelah kanan.

Sopir pun kehilangan kendali lantaran jalan tiba-tiba menurun ke bawah. Truk itu oleng ke kanan dan ke kiri hingga menginjak jalan yang rusak kemudian terpelanting dan bum, kecelakaan tak terhindarkan.

"Posisi penumpangnya itu pada duduk, kan biasanya berdiri. Nah pas kejadian itu truknya oleh terus terguling, saya tiba-tiba di kolong mobil. Yang lain itu terlempar," jelas Iroh.

Semua penumpang di bak truk terlempar entah kemana. Tubuhnya membentur ke sana kemari tak terkendali.

Bak sebuah film Hollywood, truk itu jungkir balik dan berhenti dalam kondisi melintang menutup jalan.

"Saya luka di kepala sama kaki. Enggak tahu kena apa. Yang jelas terjatuh dari truknya, tiba-tiba saya berada di kolong mobil," kata Iroh.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/27/095532378/5-fakta-kecelakaan-maut-truk-angkut-30-peziarah-di-bandung-5-orang-tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke