Salin Artikel

Polisi Ungkap 3 Dugaan Penyebab Kecelakaan Maut di Bandung Barat

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Sopir truk kecelakaan maut yang menelan 5 orang korban di Jalan Raya Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, diperiksa polisi.

Pemeriksaan terhadap pengendara truk itu dilakukan oleh Jajaran Satlantas Polres Cimahi demi mendapatkan keterangan utuh mengenai bagaimana kecelakaan maut itu terjadi, apakah ada unsur kelalaian atau tidak.

Sopir truk dengan plat nomor D 8304 WY atas nama Heri Sudrajat (61) adalah saksi kunci yang mengetahui bagaimana truk itu jungkir balik dan menelan 5 orang korban sekaligus.

"Sopir truk hingga saat ini masih dilakukan pemeriksaan secara maraton. Dalam waktu dekat rencana akan gelar perkara," ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Cimahi, Ipda Bayu Subakti saat dikonfirmasi, Senin (26/1/2024).

Saat ini Heri masih mendapat perawatan insentif di RS Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung setelah mengalami benturan hebat pada saat kecelakaan. Meski demikian, kondisi Heri perlahan mulai pulih dan bisa berkomunikasi.

"Sopir hanya luka di mata, telinga, sama kepala dijahit tapi sekarang sudah membaik. Jadi proses pemeriksaan tidak sampai ada hambatan," kata Bayu.

Meski demikian, polisi belum menetapkan status siapa tersangka atas peristiwa kecelakaan maut tersebut. Masih ada beberapa rangkaian penyelidikan yang musti dilakukan sebelum menyimpulkan tersangka atas tragedi tersebut.

"Untuk tersangka, sebetulnya teman-teman juga bisa menyimpulkan. Tapi, kita tidak bisa memberikan kesimpulan secepat itu, yang penting kita laksanakan dulu prosedural dan tahapan penyidikan dengan baik," ucapnya.

Selain sopir, polisi juga mengumpulkan keterangan dari petugas Dinas Perhubungan (Dishub) KBB, melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), dan sejumlah saksi atau korban selamat.

Pada saat olah TKP, polisi menduga ada tiga faktor yang menyebabkan kecelakaan terjadi. Yakni kegagalan sistem rem pada kendaraan, tidak adanya penerapan jalan di TKP, serta kondisi jalan rusak.

Insiden kecelakaan maut ini menimpa 36 orang rombongan peziarah saat perjalanan pulang dari wilayah Kabupaten Cianjur menumpangi truk bak terbuka. 

Akibat kecelakaan itu, 5 penumpang meninggal dunia, 23 orang luka-luka, dan sisanya selamat.

Dari 23 korban luka-luka, sebanyak 17 orang dirawat di rumah sakit yakni 13 pasien di RSHS, empat pasien di RS Cahya Kawaluyan, dan 6 orang sembuh pulang dari rumah sakit.

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/29/143039478/polisi-ungkap-3-dugaan-penyebab-kecelakaan-maut-di-bandung-barat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com