Salin Artikel

Dedi Mulyadi Ingin Tuntaskan Problem Sosial Jabar Lewat Restorative Justice

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berkeinginan untuk menyelesaikan persoalan sosial melalui pendekatan restorative justice, tanpa mengesampingkan prinsip penegakan hukum.

"Misalnya gini, di suatu daerah ada peristiwa kriminal, peristiwa kriminal itu karena adanya keterpaksaan karena problem ekonomi, saya ingin restorative justice berjalan," kata Dedi Mulyadi saat HUT Bhayangkara di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/7/2025).

Dalam skema itu, pemerintah, dalam hal ini Gubernur Jabar, akan turun tangan menyelesaikan akar persoalan sosial seperti ketimpangan ekonomi.

Namun, proses hukum tetap ditegakkan oleh aparat penegak hukum.

"Tetapi pertimbangan kepentingan sosial jadi pertimbangan utama, seluruh peristiwa terjadi pasti ada aspek ketidakadilan dari sisi ekonomi sosial dan itu tugas pemerintah dan polisi tugasnya penegakan hukum," tuturnya.

Dedi juga menjelaskan pembagian peran dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Jabar, yang terdiri dari Gubernur, Kapolda, Pangdam, Kejati, Pengadilan Tinggi, dan Ketua DPRD.

"Kapolda, Ibu Kajati, Ketua Pengadilan Tinggi, berpijak pada pijakan hukumnya, Ketua DPRD aspek politiknya, Pak Dandim melindungi dan mengayomi seluruh lingkaran yang bersifat dapat mengganggu jalannya hukum, dan saya itu memiliki tugas-tugas yang humanis," kata Dedi.

Dalam kerangka kerja sama ini, Dedi menekankan pentingnya sinergi antar-pemimpin daerah untuk memperkuat penerapan restorative justice yang berkeadilan.

Akan tetapi, Dedi pun memberikan catatan tegas bahwa pendekatan tersebut tak berlaku bagi pelanggar hukum yang sengaja memperkaya diri.

"Restorative justice akan menjadi pilar utama penegakan hukum di Jabar tetapi bagi mereka yang melakukan pelanggaran karena kesengajaan memperkaya diri, karena keluarga dan sejenis itu, tindakan hukum harus keras dan tegas," tuturnya.

Senada, Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan menegaskan bahwa soliditas Forkopimda di Jawa Barat jadi fondasi dalam menyelesaikan semua persoalan di Jawa Barat.

"Saya tidak ada keraguan untuk sinergisitas di Jawa Barat. Bisa dilihat sendiri, guyubnya kami Forkompinda yang dipimpin oleh Pak Gubernur (Dedi Mulyadi), Pak Pangdam (Siliwangi), Ibu Kajati, Bapak Pengadilan Tinggi, dan Ketua DPRD, itu semuanya kami bahu membahu untuk menyelesaikan semua persoalan di Jawa Barat," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/01/165908378/dedi-mulyadi-ingin-tuntaskan-problem-sosial-jabar-lewat-restorative-justice

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com