Salin Artikel

Modus untuk Kebutuhan MBG, Perempuan Asal Sumedang Tipu Pedagang Beras

CIAMIS, KOMPAS.com - Seorang perempuan berusia 45 tahun asal Sumedang, Ratih, diduga menjadi otak penipuan dengan modus membeli beras untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Saat ini, Ratih telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Polres Ciamis, sedangkan rekannya, Ian (58), warga Limbangan, Kabupaten Garut, berhasil ditangkap anggota Satreskrim Polres Ciamis.

"Hasil penyelidikan, Ratih banyak melakukan kejahatan serupa di berbagai lokasi," ujar Kasatreskrim Polres Ciamis, AKP Carsono dalam konferensi pers di Mapolres Ciamis, Kamis (18/9/2025).

Carsono menjelaskan, kasus ini bermula ketika korban, Danang, seorang warga Tasikmalaya, mempromosikan penjualan beras melalui media sosial.

Ratih kemudian menghubungi Danang dan mengeklaim membutuhkan beras untuk program MBG.

"Akhir Agustus 2025, Ratih menghubungi korban. Dari sana terjadi komunikasi intens antara korban dan Ratih," lanjut Carsono.

Untuk memperlancar aksinya, Ratih meminta Ian mencari kontrakan di daerah Cijulang, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis.

Di depan kontrakan tersebut terdapat sebuah dapur MBG yang menambah kepercayaan korban.

"Korban percaya setelah melihat kontrakan pelaku, di depannya ada dapur MBG," kata Carsono.

Setelah itu, Ratih menghubungi Danang dan mengaku akan membeli beras sebanyak 1,3 ton dengan total harga Rp 17 juta.

Pada hari Jumat (5/9/2025), Danang mengirimkan beras ke kontrakan Ratih. Saat itu, Ratih memperkenalkan Ian sebagai pamannya, sehingga transaksi pembayaran dilakukan oleh Ian.

"Kepada korban, Ian menyampaikan akan mengambil uang di ATM daerah Rajapolah (Tasikmalaya)," ujar Carsono.

Ian kemudian mengendarai sepeda motor dengan alasan akan mengambil uang, sementara Danang mengikuti dari belakang menggunakan mobil. Namun saat berada di Rajapolah, Ian melarikan diri.

Sebelum pergi ke ATM, Ratih telah menugaskan timnya yang lain untuk mengambil beras dari kontrakan.

"Ada tim lain yang diutus oleh Ratih untuk mengambil beras," jelas Carsono.

Beras tersebut kemudian dikirim ke Ratih dan diturunkan di sebuah taman di Sumedang.

Setelah merasa tertipu, Danang melaporkan kejadian ini kepada polisi dan berusaha mencari keberadaan Ratih dan Ian.

Carsono menambahkan, saudara korban memiliki usaha penjualan minyak goreng, dan Danang kemudian mempromosikan minyak tersebut di media sosial.

"Setelah menawarkan minyak di media sosial, Ratih merespons. Komunikasi berlanjut dan akhirnya Ian berhasil ditangkap," kata Carsono.

Setelah penangkapan Ian, penyidik segera menuju kediaman Ratih di Sumedang. Namun saat itu, banyak korban lain yang telah menunggu di rumah Ratih.

"Saat tim gabungan tiba di rumah Ratih, sudah banyak yang menunggu dari wilayah Majalengka dan Bandung. TKP (tempat kejadian perkara) kejahatan Ratih sangat banyak," ungkap Carsono.

Dia mengimbau kepada warga Ciamis untuk berhati-hati terhadap modus penjualan beras untuk program MBG dan meminta agar transaksi dilakukan cash and carry.

Saat ditanya oleh Carsono, Ian mengaku telah menjalankan aksinya sebanyak dua kali atas perintah Ratih.

Dari setiap aksinya, Ian mendapatkan jatah Rp 3 juta yang digunakan untuk membayar utang.

"Uang tersebut dipakai untuk bayar utang," ujarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/18/140327578/modus-untuk-kebutuhan-mbg-perempuan-asal-sumedang-tipu-pedagang-beras

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com