Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Gemuruh dari Gunung Guntur Buat Warga Cemas, BPBD: Gunung Guntur Normal

Kompas.com - 08/02/2022, 19:54 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Suara gemuruh dari kawasan Gunung Guntur Garut, sempat membuat warga di sekitaran kaki Gunung Guntur cemas.

Suara gemuruh mulai terdengar Senin (7/2/2022) malam hingga Selasa (8/2/2022) dini hari.

Warga yang cemas sempat berbagi informasi di sejumlah kanal media sosial dan grup WhatsApp di Garut.

Menanggapi keresahan warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut memastikan suara gemuruh yang terdengar dari kawasan Gunung Guntur tersebut, bukan berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Guntur.

"Kondisi Gunung Guntur, dalam keadaan normal,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satriabudi dalam siaran pers tertulisnya, Selasa (8/2/2022) sore.

Baca juga: Cerita Perempuan Anggota SAR Unpad, Mencari Pendaki yang Hilang di Gunung Guntur

Budi menuturkan, dari keterangan penjaga pos pengamatan Gunung Guntur, dari pengamatan yang dilakukan sejak tanggal 1 hingga 8 Februari 2022, tercatat ada empat kali getaran. Normalnya, dalam satu bulan terjadi 24 sampai 30 getaran.

“Suhu kawah dalam kondisi normal sekitar 60 sampai 80 derajat celcius, suhu air panas di Sabda Alam, Cimendong, Sari panas, Tirtagangga dan Ciengang, suhu normal antara 36 sampai 46 derajat celcius,” katanya.

Budi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada.

Jika ada hal-hal penting terkait Gunung Guntur, bisa berkoordinasi ke pos pengamatan dan lembaga terkait 24 jam.

Kondisi gunung juga bisa dipantau lewat aplikasi Magma Indonesia.

Budi memastikan, suara gemuruh yang muncul dari Gunung Guntur, berasal dari kegiatan panas bumi di kawasan Kamojang yang suaranya terbawa angin kencang ke arah kaki Gunung Guntur. Makanya suara gemuruh jadi terdengar lebih jelas.

“Terkait suara gemuruh, setelah koordinasi dengan pihak terkait, diperkirakan berasal dari rutinitas di kawasan Geothermal Kamojang,” katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Garut Daris Hilman mengungkapkan, BPBD menerima laporan lewat call centre dari warga pada Selasa (8/2/2022) dinihari sekitar pukul 01.00. Warga melapor ada gemuruh di Gunung Guntur.

“Kami merespon gendang konfirmasi ke pos pantau Gunung Guntur, pos pantau menyatakan tidak ada aktivitas gunung Guntur, ke BMKG juga tidak ada laporan,” jelas Daris saat dihubungi wartawan lewat sambungan telepon, Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Gibran, Pendaki Gunung Guntur yang Hilang 5 Hari Akhirnya Ditemukan di Curug Cikoneng

Setelah konfirmasi ke pihak terkait, Darwis mengaku mengirim anggota untuk mengecek langsung ke Gunung Guntur hingga sampai pada konfirmasi ke salah satu operator panas bumi di Kamojang yaitu Indonesia Power.

“Di sana ada maintenance, kita tidak bisa masuk, namun diduga suara dari sana, terbawa angin dan terdengar masyarakat,’ katanya.

Daris mengimbau masyarakat tidak perlu panik, karena ada tanda alam dari gunung yang akan erupsi seperti turunnya satwa-satwa liar dan juga adanya peningkatan laporan kegempaan.

Dihubungi terpisah, Caca warga Kampung Kamojang Desa Sukalaksana Kecamatan Ibun yang rumahnya tidak jauh dari pembangkit listrik tenaga panas bumi Kamojang mengakui, sejak satu minggu ke belakang, suara berisik dari aktivitas operasi panas bumi memang muncul.

“Sudah seminggu berisik, sampai kuping sakit,” katanya saat dihubungi lewat telepon genggamnya.

Caca mengaku warga merasa tidak nyaman akibat adanya suara bising ini, makanya tadi warga sudah mendatangi perusahaan Indonesia Power terkait gangguan kebisingan tersebut untuk meminta solusinya.

Menurut Caca, satu minggu ini juga angin memang bertiup lebih kencang di kawasan Kamojang ke arah selatan.

Makanya, tidak menutup kemungkinan suara bising dari operasi panas bumi tersebut, bisa terdengar sampai ke Garut, terutama di sekitar kaki Gunung Guntur.

“Seminggu ini, angin memang besar ke arah selatan, pasti terdengar ke Garut, kalau ke utara, kearah  Majalaya, Bandung,” katanya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapasitas Drainase Kecil dan Sungai Tertutup Sampah Jadi Penyebab Banjir di Cimahi

Kapasitas Drainase Kecil dan Sungai Tertutup Sampah Jadi Penyebab Banjir di Cimahi

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 7 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 7 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Bandung
Caleg di Kabupaten Bandung Cari Suara lewat Bank Emok, Tak Perlu Dilunasi Asal Dipilih

Caleg di Kabupaten Bandung Cari Suara lewat Bank Emok, Tak Perlu Dilunasi Asal Dipilih

Bandung
Bawaslu Menduga Prabowo Mania 08 Langgar Kampanye Usai Bagikan Kulkas Saat Deklarasi

Bawaslu Menduga Prabowo Mania 08 Langgar Kampanye Usai Bagikan Kulkas Saat Deklarasi

Bandung
Kronologi 22 Calon Jemaah Umrah Asal Garut Ditipu, Oknum Tawarkan Promo untuk Guru Ngaji

Kronologi 22 Calon Jemaah Umrah Asal Garut Ditipu, Oknum Tawarkan Promo untuk Guru Ngaji

Bandung
Pohon Tumbang Timpa 3 Kendaraan di Cadas Pangeran Sumedang, Arus Lalu Lintas Sempat Lumpuh

Pohon Tumbang Timpa 3 Kendaraan di Cadas Pangeran Sumedang, Arus Lalu Lintas Sempat Lumpuh

Bandung
Terungkap Motif Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Polisi: Jatah Uang

Terungkap Motif Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Polisi: Jatah Uang

Bandung
Aniaya Teman hingga Meninggal, 6 Santri di Kuningan Jadi Tersangka

Aniaya Teman hingga Meninggal, 6 Santri di Kuningan Jadi Tersangka

Bandung
Direndam Banjir Semalaman, Warga Cimahi Mulai Rasakan Gatal-gatal

Direndam Banjir Semalaman, Warga Cimahi Mulai Rasakan Gatal-gatal

Bandung
Pria Paruh Baya Tewas Membusuk di Mobil yang Terparkir di Stasiun Bandung

Pria Paruh Baya Tewas Membusuk di Mobil yang Terparkir di Stasiun Bandung

Bandung
Kapolresta Bandung Sebut Polisi yang Bolos 7 Tahun Sudah Dipecat sejak 2016

Kapolresta Bandung Sebut Polisi yang Bolos 7 Tahun Sudah Dipecat sejak 2016

Bandung
Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Terancam Hukuman Mati

Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Terancam Hukuman Mati

Bandung
Santri di Kuningan Meninggal, Diduga Dianiaya Belasan Temannya

Santri di Kuningan Meninggal, Diduga Dianiaya Belasan Temannya

Bandung
Terendam Banjir, Sekolah di Cimahi Terpaksa Tunda Ujian

Terendam Banjir, Sekolah di Cimahi Terpaksa Tunda Ujian

Bandung
Bayar Rp 4 Juta agar Dapat Kerja, 139 Warga Karawang Jadi Korban Penipu

Bayar Rp 4 Juta agar Dapat Kerja, 139 Warga Karawang Jadi Korban Penipu

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com