KOMPAS.com - Berikut berita populer Bandung pada Rabu (9/2/2022):
Pemerintah Kota Bandung berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di masa pandemi Covid-19.
Walau demikian, Pemkot memastikan jika Kota Bandung tetap menerima kunjungan wisata dari luar daerah.
"Dengan pemberlakuan PPKM level 3, Bandung tidak menjadi kota tertutup untuk wisatawan," kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Rabu (9/2/2022).
Menurut Ema untuk mengendalikan mobilitas masyarakat di Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan Polrestabes Bandung memberlakukan sistem ganjil genap setiap akhir pekan.
Sistemn tersebut diteraplan di lima gerbang tol pintu masuk Kota Bandung.
Baca juga: Masuk PPKM Level 3, Ganjil Genap Kota Bandung Berlaku di 5 Gerbang Tol
Saat ditemukan, mayat tersebut terbungkus plastik hitam di dalam sebuah kardus dan dibalut kain di bagian luarnya.
Ismail (53), warga sekita mengatakan mayat yang terbungkus rapat tersebut awalnya dikira sampah.
Selain mengeluarkan aroma busuk, bungkusan tersebut dikerubuni lalat.
Warga yang penasaran mencoba membuka bungkusan tersebut yang ternyata berisi mayat dengan posisi telungkup.
"Kondisi mayatnya sudah membusuk, bengkak, warnanya kehitam-kehitaman dan kemerah-merahan. Kayaknya perempuan, rambutnya panjang, pakai tanktop," kata Ismail.
Baca juga: Jenazah Perempuan Terbungkus Plastik Ditemukan di Cibinong, Bogor, Warga: Dibungkus Rapi
Sebelum ditemukan tewas, Mamah hilang dan tak pulang ke rumah selama lima hari.
Terakhir Mamah pamit joging dengan mengenakan celana kain hitam. Sementara saat ditemukan tewas mengambang, Nana hanya memakai bra dan celana kain hitam yang sudah melorot tanpa celana dalam.
"Korban memang diketahui selalu joging hampir tiap hari setiap paginya. Kami mencari-cari ada yang lihat pada Jumat (4/2/2022) saat kali pertama diketahui menghilang sedang joging melintasi Puskesmas," ujar Nana (51), kerabat korban saat ditemui di kamar mayat RSUD Soekardjo Tasikmalaya, Rabu siang.
Baca juga: Identitas Mayat Mengambang di Sungai Citanduy Terungkap, Ibu Paruh Baya Asal Ciamis
Awalnya, warga menduga suara tersebut berasal dari Gunung Guntur, gunung berapi yang masih aktif di wilayah tersebut.
Namun BPBD Kabupaten Garut menyampaikan bahwa suara gemuruh itu bukan akibat aktivitas Gunung Guntur.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi mengatakan, suara itu berasal dari aktivitas uap panas bumi di Kamojang yang masuk kawasan hutan Gunung Batur
Karena ada angin kencang yang mengarah ke pemukiman, warga akhirnya mendengar suara gemuruh.
"Jadi karena malam itu ada angin kencang dari sana (kawasan panas bumi)," kata Satria.
Baca juga: Misteri Suara Gemuruh di Garut, Ternyata Bukan dari Gunung Guntur
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, dr. Rita Fitrianingsih mengatakan yang bersangkutan mendapatkan hasil lab setelah sembuh.
Menurutnya pemeriksaan hanya ada di Bandung dan membutuhkan waktu rata-rata empat belas hari.
"Sehingga ketika hasil laboratoriumnya datang, orangnya sudah dinyatakan sembuh," ujar Rita.
Dia menjelaskan warga yang positif Omicron ini orang tanpa gejala (OTG) dan sudah menjalani isolasi mandiri (isoman).
Baca juga: Sudah Sembuh, Warga Sukabumi Ini Baru Terima Hasil Laboratorium Positif Omicron
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Putra Prima Perdana, Irwan Nugraha, Budiyanto | Editor : Gloria Setyvani Putri, David Oliver Purba, Abba Gabrillin, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.