Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Petasan Berdaya Ledak Tinggi di Pasar Indihiang Tasikmalaya Disita

Kompas.com - 06/04/2022, 14:25 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Polsek Indihiang Polres Kota (Polresta) Tasikmalaya menyita berbagai jenis petasan berdaya ledak tinggi yang dinilai rawan menimbulkan korban dari para pedagang.

Beberapa penjual kembang api dadakan disinyalir masih menjual petasan yang dilarang secara sembunyi-sembunyi.

"Kami masih menemukan banyak pedagang kembang api dadakan selama Ramadhan di pasar dan jalanan yang masih bandel menjual petasan, terutama yang berdaya ledak tinggi," ungkap Kepala Polsek Indihiang Polresta Tasikmalaya Kompol Didik Rohim Hadi melalui Kanit Sabhara Agus Kushaeni.

Baca juga: Wisatawan Bakar Petasan di TN Komodo, Ternyata untuk Rayakan Ulang Tahun

Razia petasan ini disebut Agus untuk mencegah warga terluka akibat ledakan dan mengurangi ketidaknyamanan akibat bunyi ledakan yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan.

"Sangat membahayakan dan menganggu ibadah puasa. Kami dapat puluhan petasan daya ledak tinggi saat razia," sambung Agus.

Agus menambahkan, salah satu lokasi yang menjadi fokus dan rawan petasan berlokasi di sekitar Pasar Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Pihaknya pun menyita petasan yang berbahaya supaya para penjual kembang api tak berani lagi menyediakan petasan untuk dijual ke masyarakat umum.

Selain itu juga memberi sosialisasi bahaya petasan bagi masyarakat.

"Kami pun sempat menyalakan satu petasan sebagai uji coba dan dilihat oleh masyarakat serta pedagangnya. Dari hasil percobaan itu disimpulkan petasan yang disita memiliki daya ledak berbahaya," tambah dia.

Seperti halnya, petasan berbagai jenis dengan ledakan tinggi sangat membahayakan dan membuat suara bising yang tinggi.

Bahkan, petasan yang ditembakan ke atas pun selalu menimbukan percikan api yang membahayakan lingkungan sekitar.

"Meski petasan ditembakan ke atas, percikan apinya kena ke rumah orang lain atau tetangga, bisa langsung kebakaran. Sangat rawan dan membahayakan itu," ujar dia.

Operasi ini direspon masyarakat sekitar yang menyetujui pemberantasan petasan yang selama ini masih dijual bebas para pedagang terutama ke anak-anak.

Hal itu sangat berbahaya dan justru anak yang menyalakan petasan sewaktu-waktu akan menjadi korban.

Baca juga: Mercon Meledak di Tangan Warga Ponorogo, Petugas Minta Semua Petasan Diserahkan ke Polisi

"Pedagang enak, jual petasan dapat duit. Kalau udah anak itu korban ledakan, hilang jarinya seperti di Jawa Tengah, mana ada mau tanggung jawab tu penjual, yang ada kabur, gak mau tanggung jawab. Karakter orang mau enaknya sendiri gitu Pak, memang gak ada ahlak," kata Solihin Zaedan (48), salah seorang warga di Pasar Indihiang, Kota Tasikmalaya, Rabu siang.

Hasil operasi petasan berbahaya tersebut langsung dibawa ke Markas Polsek Indihiang untuk diamankan, dan nantinya akan dimusnahkan dengan cara disiram air.

Operasi seperti ini akan rutin dilakukan selama bulan Ramadhan demi memberikan rasa aman dan nyaman saat menjalankan ibadah Puasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Bandung
Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Bandung
Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com