Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Meninggal di RS Diduga Ditelantarkan, Wali Kota Bandung Minta Faskes Tak Bedakan Pelayanan

Kompas.com, 21 Mei 2022, 18:57 WIB
Putra Prima Perdana,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS com- Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyampaikan bela sungkawa secara langsung atas meninggalnya Asih Sekarningsih (34), warga Kota Bandung yang diduga ditelantarkan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung beberapa waktu lalu.

Asih adalah pasien kanker kulit stadium akhir. Ia dirawat di RSHS Bandung sejak Rabu (11/5/2022).

Dalam kunjungannya ke rumah Asih di Gang Laksana, Jalan Ahmad Yani Kota Bandung, Sabtu (21/5/2022), Yana bertemu langsung dengan Arif Susanto (36), suami almarhumah Asih.

“Pemerintah Kota Bandung menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Asih. Ini qadarullah. Semoga Pak Arif dan keluarga bisa menerimanya dengan sabar. Kita doakan Ibu Asih diterima iman Islamnya, diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah,” kata Yana, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu sore.

Baca juga: Viral, Video Pasien RSHS Bandung Diduga Ditelantarkan hingga Meninggal, Begini Duduk Perkaranya

Lebih lanjut Yana mengingatkan kepada fasilitas kesehatan di Kota Bandung baik yang berada di bawah Pemerintah Kota Bandung atau tidak, untuk terus memberi pelayanan terbaik pada masyarakat.

Pelayanan, kata Yana, harus diberikan tanpa membeda-bedakan jenis fasilitas kesehatan yang dimiliki pasien.

“Kami datang ke sini bukan mencari siapa yang salah atau siapa yang benar. Ini bentuk simpati kami, dan kami berharap ini jadi pelajaran bagi kita semua,” tambahnya.

Yana berharap, kejadian wafatnya Asih di fasilitas kesehatan milik pemerintah akibat dugaan kelalaian menjadi yang terakhir dan tidak sampai terulang lagi.

Baca juga: Pasien RSHS Bandung Meninggal Diduga akibat Perawat Lalai Ganti Oksigen, Pihak RS Membantah

Dalam kesempatan tersebut, Arif Susanto, suami almarhumah Asih mengisahkan, istrinya divonis kanker kulit stadium akhir dan mendapat penanganan yang kurang maksimal saat berobat ke RSHS Bandung.

“Hari Rabu dibawa ke rumah sakit. Perlu tiga laporan biar bisa ditangani. Sebelum istri wafat pun, beberapa kali lapor ke kamar suster. Saya bilang istri saya kritis, namun tidak ada respons. Setelah istri berpulang, saya juga kan enggak karuan, marah-marah. Baru para petugas itu datang ke kamar,” ucapnya.

Jauh sebelum divonis menderita kanker kulit,  Asih awalnya terluka akibat tak sengaja menginjak paku payung sekitar Oktober 2021 silam. Awalnya, luka di kaki Asih dirawatnya sendiri.

Tak kunjung membaik, dalam kurun waktu tiga bulan, luka di kaki Asih justru menjalar sampai ke daerah lutut, bahkan sampai ke paru-paru.

“Saya enggak tahu itu sakitnya sakit apa. Yang jelas, setelah dua atau tiga bulan, istri ke puskesmas dan akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Santo Yusuf. Dapat penanganan operasi ringan, lalu dirujuk ke RSHS,” ujar Arif

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau