Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Nakes Honorer, Garda Terdepan Covid-19 yang Terancam Terdepak

Kompas.com - 23/06/2022, 21:54 WIB
Ari Maulana Karang,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Hampir seribu karyawan honorer yang tergabung dalam Forum Komunikasi Honorer Nakes (tenaga kesehatan) dan Non Nakes (FKHN) Kabupaten Garut, mendatangi gedung DPRD Garut pada Kamis (23/06/2022).

Kedatangan para tenaga honorer, menuntut kejelasan nasib mereka pasca pemerintah pusat menghapus tenaga honorer di lingkungan instansi pemerintah.

Tenaga kesehatan yang didominasi perawat dan bidan tersebut, datang dari 67 Puskesmas yang tersebar di seluruh Kabupaten Garut, ditambah tenaga kesehatan yang ada di RSU dr Slamet Garut.

Baca juga: Curi Ponsel Warga, Seorang Guru Honorer di Bima Ditangkap

Emul Mulyana, Ketua FKHN Kabupaten Garut mengatakan, tenaga kesehatan jadi garda terdepan dalam penanganan Pandemi Covid-19.

Namun, begitu pandemi meredaBegitu, Pandemi mereda, para tenaga kesehatan menjadi garda terdepak pasca pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan menghapus tenaga honorer.

“Dari garda terdepan penanganan Covid-19, sekarang jadi garda terdepak, itu nasib honorer nakes saat ini,” kata Emul, Kamis (23/06/2022) sore usai aksi.

Ada tiga tuntutan yang disampaikan oleh FKHN dalam aksi kali ini.

Pertama, meminta pemerintah daerah menambah kuota ASN untuk nakes dan non nakes sesuai dengan data yang ada dalam SISDMK (Sistem Informasi Sumberdaya Manusia Kesehatan) yang ada di Kementerian Kesehatan.

Kedua, meminta pemerintah daerah tidak melakukan perekrutan PPPK dan CPNS dari jalur umum sebelum semua tenaga honore yang mengabdi di Puskesmas diangkat menjadi ASN.

Ketiga, meminta agar pemerintah daerah menutup formasi tenaga kesehatan dari swasta dan dari luar Garut.

Para tenaga kesehatan yang hadir, tampak duduk tertib di halaman kantor DPRD Garut sambil sesekali berorasi.

Sementara, perwakilan mereka diterima di ruang rapat paripurna DPRD Garut oleh anggota Komisi IV DPRD Garut, Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana, Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

Honorer tenaga kesehatan di Garut melakukan aksi unjukrasa ke kantor DPRD Garut memuntut kejelasan nasib mereka, Kamis (23/06/2022)KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG Honorer tenaga kesehatan di Garut melakukan aksi unjukrasa ke kantor DPRD Garut memuntut kejelasan nasib mereka, Kamis (23/06/2022)

Dalam orasinya, para tenaga kesehatan banyak menyesalkan sikap pemerintah yang menghapus tenaga honorer yang membuat posisi mereka terancam saat ini.

Padahal, selama ini mereka sudah bertahun-tahun, bahkan ada yang puluhan tahun mengabdikan diri menjadi tenaga kesehatan di Puskesmas.

“Perang besar Covid-19 kemarin, membuat banyak anak-anak Nakes menjadi yatim atau yatim piatu, begitu banyak kisah pilu nakes,” kata seorang perwakilan Nakes saat diberi kesempatan berbicara di hadapan pimpinan komisi IV DPRD Garut, Sekda Garut serta beberapa pejabat Pemkab Garut.

Perwakilan nakes tersebut pun meminta agar para pejabat dan pemangku kebijakan, mau sejenak membuka mata dan hati.

Para Nakes, selama ini menurutnya selalu ada untuk kepentingan kemanusiaan, masyarakat, dan bangsa Indonesia.

“Lihat kami sejenak, buka mata dan hati bapak-bapak, kami selalu ada untuk kemanusiaan, masyarakat, bangsa, untuk menuju Indonesia sehat, berikan apresiasi yang layak pada kami, karena kami sangat layak untuk itu,” katanya.

Baca juga: Honorer Dihapus, Ketua IGI Aceh Utara: Angkat Guru Honorer Jadi PPPK Tanpa Tes

Tanggapan Sekda Kabupaten Garut

Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana kepada wartawan usai menerima audensi para tenaga kesehatan menyampaikan, pihaknya mendukung penuh keinginan para tenaga kesehatan untuk diangkat menjadi PPPK.

Karenanya, dalam waktu dekat pihaknya bersama DPRD Garut dan perwakilan honorer kesehatan, akan mendatangi Kementerian Kesehatan.

Irwandani, anggota Komisi IV DPRD Garut mengaku, dua periode dirinya menjadi anggota DPRD dan menerima audensi dari berbagai pihak, baru kali ini dirinya menangis mendengar aspirasi dari para tenaga kesehatan yang selama Pandemi Covid-19 menjadi garda terdepan pemerintah.

Saat ini, menurut Irwandani, 54 persen tenaga kesehatan di Kabupaten Garut, statusnya adalah tenaga honorer. Jika mereka harus diputus. Lantas siapa yang akan bertanggungjawab pada pelayanan kesehatan.

"Kalau mereka diam saja di rumah, sudah kacau Garut ini,” kata Irwandani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Berawal dari Notifikasi 'Sayang', Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Berawal dari Notifikasi "Sayang", Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

Bandung
Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Bandung
Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Bandung
Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Bandung
5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

Bandung
Kronologi Perampokan Minimarket di Indramayu, Pelaku Sempat Sekap Karyawan

Kronologi Perampokan Minimarket di Indramayu, Pelaku Sempat Sekap Karyawan

Bandung
May Day 2024, Ribuan Buruh Karawang Akan Unjuk Rasa di Istana Negara

May Day 2024, Ribuan Buruh Karawang Akan Unjuk Rasa di Istana Negara

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com