Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7,25 Hektar Lahan Taman Nasional Gunung Ciremai Terbakar

Kompas.com - 02/09/2022, 20:46 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

KUNINGAN, KOMPAS.com - Sekitar 7,25 hektar lahan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terbakar pada Kamis (1/9/2022) malam.

Kebakaran terjadi di titik Blok Pejaten, yang masuk area SPTN Wilayah I Kuningan.

Teguh Setiawan, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menyampaikan, petugas mendapat laporan dari Said, salah seorang mitra Masyarakat Peduli Api (MPA).

Baca juga: Mengenal Jalur Trisakti Sadarehe, Jalur Pendakian Baru di Gunung Ciremai yang Dianggap Lebih Berkelas

 

Said menyampaikan adanya asap yang terlihat di sebelah utara, sekitar Blok Pejaten, SPTN Wilayah I Kuningan, Kamis (1/9/2022) pukul 16.00 WIB.

Kelompok MPA desa terdekat yaitu Desa Padabenghar dan Desa Cikalahang bersama dengan petugas bergegas cek lokasi. Begitu pun, Asep Iman, Polisi Kehutanan yang langsung mengecek ke lokasi.

“Iya, titik api sudah ada di kawasan TN Gunung Ciremai, tepatnya di Blok Pejaten,” kata Asep Iman, melalui Teguh dalam rilis yang disampaikan kepada media, pada Jumat (2/9/2022) petang.

Tim langsung menyiapkan peralatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan, yaitu jet shooter dan mesin pemompa air yang ada di pos penjagaan Pasawahan, mobilisasi personil, dan logistik.

Baca juga: Helikopter Mulai Dikerahkan untuk Padamkan Kebakaran Hutan di Rokan Hulu

 

Anggota MPA Desa Padabeunghar dan Desa Cikalahang sejumlah 15 orang bersama dengan petugas melakukan upaya pemadaman dengan gebyok, sambil menunggu peralatan pemadaman datang.

Angin yang cukup kencang dan vegetasi semak belukar dan berbatu, menyebabkan api mulai menyebar pada sekitar pukul 19.00 WIB.

Namun, Teguh terus memberi semangat kepada rekan-rekan yang sedang melakukan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Blok Pejaten.

Personil bantuan mulai berdatangan, yakni anggota MPA Desa Padabeunghar, Pasawahan, Kaduela, Padamatang, dan Trijaya yang tergabung dalam Paguyuban KTH Silihwangi Majakuning, Koperasi pengelola obyek wisata alam, personil TNI/ Polri Kecamatan Pasawahan yang berjumlah kurang lebih 100 orang.

Kondisi saat itu, kata Teguh, agak gerimis sehingga memudahan tim untuk melakukan pemadaman.

Menika Ambar Gunung Raung Meletus, Warga Jember Sempat Terdampak Hujan Abu

 

Sementara itu, MPA Desa Bantaragung dan Payung, yang masuk wilayah SPTN Wilayah II Majalengka juga sudah disiagakan apabila dibutuhkan.

Kasat Intel Polres Kuningan dan Kapolsek Pasawahan beserta jajaran juga hadir melakukan penyelidikan dugaan asal mula titik api terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Blok Pejaten.

Luasan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi semalam diinventaris oleh rekan-rekan Polisi Kehutanan Resor Perlindungan dan Pengamanan SPTN Wilayah I Kuningan, yaitu 7,25 ha.

“Kami berharap kejadian kebakaran hutan dan lahan ini adalah yang pertama dan terakhir. Upaya patroli pengamanan akan diperketat,” Tegas Teguh.

San Andre, Kepala SPTN Wilayah I Kuningan yang langsung mengomandoi upaya pemadaman semalam, menyampaikan, api mulai dapat dikendalikan sekitar pukul 21.30 WIB.

Baca juga: Telur Elang Jawa di Kawasan Gunung Ciremai Kembali Menetas, Jadi Generasi Ketiga

 

Menurutnya, proses pemadaman dapat berlangsung cepat karena cepatnya informasi yang menyebar ke semua tim, dan kerja sama yang baik seluruh pihak.

“Alhamdulillah, api mulai terkendali mulai pukul 21.00 WIB dan berhasil dipadamkan pada pukul 21.30 WIB. Kunci dari keberhasilannya terletak pada cepatnya sistem informasi kejadian yang dapat direspons segera oleh semua pihak yang memadamkan. Selanjutnya tim yang ada mampu melokalisir dan mengepung api, sehingga tidak semakin meluas dan dapat dipadamkan, walaupun kondisi angin cukup kencang,” jelas Andre.

Setelah api berhasil dipadamkan, dilakukan mopping up yaitu memastikan kondisi api benar-benar sudah padam sekitar satu jam.

Balai Taman Gunung Ciremai terus melakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, dimulai dari upaya pencegahan yaitu sosialisasi dan penyuluhan, rapat koordinasi dengan pihak terkait, patroli pengamanan kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan, pembuatan dan pemeliharaan sekat bakar dan pembinaan mitra masyarakat (MPA dan MPP).

Namun terkadang, ada faktor lain yang tidak dapat dikendalikan oleh petugas dan mitra masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com