Fenomena ini merupakan perilaku individu yang memicu perilaku kolektif. Seseorang dalam menghasilkan crowd behavior akan memiliki keberanian semu yang mampu memicu keberanian kolektif lainnya.
Seorang individu akan merasa sangat berani dan kuat (powerfull), merasa benar, dan tanpa ragu melakukan suatu tindakan.
“Seorang individu dalam crowd akan cenderung merasa ‘berkali-kali lipat lebih berani’ dalam melakukan sesuatu yang ada dipikirannya, ia akan tidak ragu-ragu dalam melakukan niatannya. Hal dapat terjadi karena ia merasa “akan” didukung oleh kelompoknya dalam segala Tindakan yang dilakukannya,” kata Hery.
Kekalahan tim Arema memicu pendukungnya menghasilkan perilaku crowd. Hal ini dapat terjadi karena suporter telah menganggap tim sebagai identitas sosial ataupun konsep diri mereka.
Maka, ketika sesuatu terjadi ataupun menimpa tim, seakan menyentuh harga diri (self esteem) ataupun sisi batin terdalam pendukungnya.
“Sehingga secara umum, kekesalan hingga kemarahan akan dapat mudah tersulut, karena jiwa dan pikiran suporter selalu terhubungan dengan tim dan seluruh dinamikanya. Seperti bagian tubuh yang lengkap, jiwa ujung jari terasa sakit, maka dirasakan oleh seluruh anggota badan yang lainnya,” papar Hery.
Karena itu, potensi crowd behavior seyogianya perlu diredam sedini mungkin dengan tata kelola ataupun manajemen pertandingan yang baik. Namun, antisipasi yang dilakukan bukan berarti harus secara anarkis.
Di sisi lain, kata Hery, sistem pertandingan lapangan, baik penyelenggara, pemain, dan pengadil harus menjunjung tinggi sportivitas.
Penegakan sportivitas dan penyelenggaraan pertandingan yang baik diharapkan dapat menularkan semangat sportivitas ke suporter.
“Penonton wajib terus diedukasi untuk menerima ‘kemenangan dan kekalahan’. Pertandingan yang berjalan sportif, akan dapat diterima baik oleh pendukung tim yang menang ataupun yang kalah,” kata Hery.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.