KOMPAS.com - Sungai Ciliwung atau Kali Ciliwung adalah salah satu sungai di Jawa Barat yang mengalir hingga ke wilayah DKI Jakarta.
Panjang Sungai Ciliwung mencapai 120 kilometer, dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 387 kilometer persegi.
Hulu sungai Sungai Ciliwung terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.
Sumber air Sungai Ciliwung berasal dari mata air Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Telaga Saat yang terletak di lereng Pegunungan Jonggol sebelah utara kawasan Puncak, Bogor.
Baca juga: Bendung Katulampa Sempat Siaga 1, Bima Arya: Warning Banjir di Wilayah Sekitar Ciliwung
Aliran Sungai Ciliwung melewati beberapa wilayah di Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi DKI Jakarta.
Sementara muara Sungai Ciliwung mengarah ke Laut jawa, tepatnya berada di wilayah di kawasan utara Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Ini Merek Sampah Saset yang Paling Banyak Ditemukan Saat Ekspedisi Ciliwung
Asal usul nama Sungai Ciliwung berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda yaitu ci yang berarti air dan haliwung yang berarti keruh.
Sementara sejarah Sungai Ciliwung sudah tercatat sejak masa Kerajaan Pajajaran, kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa.
Dilansir dari laman megapolitan.antaranews.com, jejak keberadaan Sungai Ciliwung telah diakui sebagai benteng alam sejak zaman Kerajaan Pajajaran.
Keberadaan Sungai Ciliwung menjadi kekuatan pertahanan ketika Kesultanan Banten berusaha memasuki Pakuan, ibu kota Kerajaan Pajajaran.
Pada masa pendudukan Belanda, Sungai Ciliwung menjadi prasarana transportasi air dan pemasok air utama ke Batavia.
Peran penting Sungai Ciliwung bagi masyarakat pada saat itu juga terekam dalam sejarah Pertempuran Batavia.
Pertempuran Batavia (1628 dan 1629) adalah serangan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram ke Batavia dengan tujuan untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa.
Pada Pertempuran Batavia pasukan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram sempat membendung Sungai Ciliwung dengan tujuan memutus pasokan air namun menemukan kegagalan.
Setahun kemudian, cara baru ditempuh pasukan Kesultanan Mataram dengan sengaja mencemari Sungai Ciliwung yang akhirnya menyebabkan wabah kolera tersebar di Batavia dan menewaskan pemimpin VOC, Jan Pieterszoon Coen pada 21 September 1629.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.