Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Unpad Kembangkan Sistem Pangan Saat Terjadi Bencana di Indonesia

Kompas.com - 29/11/2022, 21:59 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Bencana alam banyak terjadi di Indonsia. Kasus terakhir yang menyedot perhatian adalah gempa magnitudo 5,6 yang melanda Cianjur, Jawa Barat.

Pada saat bencana terjadi, terdapat berbagai masalah yang timbul. Salah satunya persoalan rantai pasok makanan.

Pentingnya persoalan ini membuat dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr Tommy Perdana melakukan riset mengenai food supply chain dan logistik pangan dalam situasi bencana.

Baca juga: Hari Ini 14 Kali Gempa Susulan di Cianjur, BMKG: Tak Dirasakan, Peluruhan Energinya Cukup Signifikan

Berawal dari multi metodologi yang mengarah ke pendekatan sistem, riset ini berkembang sehingga mampu mengkombinasikan pendekatan sistem.

“Semacam simulasi dengan action riset atau participatory system approach dan keikutsertaan peran big data analytics,” ujar Tommy dalam rilisnya, Selasa (29/11/2022).

Tommy mengungkapkan, riset ini berfokus pada analisis desain jaringan pasokan pangan dalam situasi bencana alam dengan menggunakan optimalisasi melalui simulasi.

Tim riset berhasil memetakan tahap perencanaan, alokasi anggaran, serta bahan makanan prioritas.

Baca juga: 2 Pengungsi Gempa Cianjur Meninggal, Diduga Kedinginan, Kebutuhan Selimut dan Air Bersih Mendesak

Misalnya, bahan makanan prioritas adalah beras dari mitra industri Bulog sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Alokasi anggaran beras itu harus berdasarkan tiga hal. Yakni tujuan efisiensi biaya, jumlah kuantitas yang terpenuhi akan kebutuhan beras (indikator service levelnya harus seratus persen), dan yang terakhir mengenai waste (harus diminimalisir jumlah sampahnya jangan sampai menumpuk).

Selain mencakup unsur penting ketahanan pangan dan kebencanaan, riset ini berupaya menuntaskan permasalahan dan konflik bantuan sosial yang selalu terjadi di tengah jalan sebelum berhasil didistribusikan kepada masyarakat.

“Hal ini merujuk pada proses pengembangan food safety dan trust ability system," ujarnya.

Tantangan Terbesar

Dia mengakui tantangan terbesar dari implementasi riset ini akan mulai nampak ketika opsi pendistribusian jurnal kepada para pemangku kepentingan dirasa belum sepenuhnya efektif.

Mengantisipasi hal ini, Tommy dan tim berusaha mengembangkan riset melalui perantara ringkasan kebijakan. Ini berupa bentuk singkat dari hasil riset dan kajian yang sudah dilalui.

“Apabila pemerintah pusat maupun daerah mampu membuat kebijakan baru mengenai kebencanaan dan ketahanan pangan, pemerintah pusat maupun daerah setidaknya sudah mempunyai evidence based policy,” ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com