Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Melaut karena Cuaca Buruk, Nelayan Cirebon Sibuk Rapikan Jaring

Kompas.com, 29 Desember 2022, 14:39 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com– Cuaca buruk yang melanda wilayah pesisir pantai utara Jawa membuat sejumlah nelayan di kawasan pelelangan ikan gebang, Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memilih tidak melaut.

Gelombang angin kencang, hujan deras disertai petir mengancam keselamatan mereka saat di tengah laut.

Kondisi angin kencang dan ombak terjadi di bibir pantai Pantura Cirebon pada Kamis (29/12/2022) pagi.

Baca juga: Gelombang Tinggi Diprediksi Capai 3,5 Meter, BMKG Minta Nelayan di Pesisir Utara Jateng Libur Melaut

Angin bertiup dengan kencang dan membuat ombak mengalir deras menuju bibir pantai.

Artiya, nelayan Desa Gebang, menyampaikan cuaca buruk ini sudah terjadi sejak satu pekan.

Sejumlah nelayan di Kawasan Pasar Ikan Gebang, Desa Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon Jawa Barat tidak melaut karena cuaca buruk pada Rabu (28/12/2022). Mereka bersama sama merapihkan alat kerja, berupa jaring, perahu, dan lainnyaMUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sejumlah nelayan di Kawasan Pasar Ikan Gebang, Desa Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon Jawa Barat tidak melaut karena cuaca buruk pada Rabu (28/12/2022). Mereka bersama sama merapihkan alat kerja, berupa jaring, perahu, dan lainnya

Para nelayan di sekitar tempat tinggalnya memilih tidak beraktivitas di tengah laut. Mereka memarkirkan puluhan hingga ratusan perahu di muara.

“Kondisi laut kalau lagi musim begini ya ombak, gelombangnya besar-besar. Tingginya sekitar dua meter. Hujan juga deras ga berhenti-henti. Petir dar dor, takutlah. Ada orang yang kesamber petir ada,” kata Artiya saat ditemui Kompas.com, Rabu (28/12/2022).

Baca juga: Curhat Nelayan Pantai Selatan Banyuwangi, Terpaksa Tak Melaut akibat Cuaca Buruk

Sebagian nelayan, kata Artiya, beraktivitas di rumah. Sebagian nelayan memilih menganggur dan tidak mendapatkan pemasukan.

Namun, sebagian lainnya kerja sama merapihkan alat tangkap mereka.

Mereka beramai-ramai naik kapal yang disandarkan di muara dan mulai merapihkan jaring yang berukuran besar.

Nelayan pun merapikan kembali benang jaring yang sudah kusut dan terlilit.

Merapihkan alat tangkap berupa jaring sangat penting, sehingga apabila musim cuaca buruk telah berlalu, para nelayan bisa langsung kembali melaut.

“Dari pada nganggur di rumah. Rapikan jarring, cek kondisi perahu, peralatan. Kalau badainya sudah hilang, bisa langsung kembali ke laut,” tambah Artiya saat ditemui sedang merapihkan jaring di perahunya.

Baca juga: Akibat Cuaca Buruk, Seorang Nelayan Tewas Tenggelam Saat Mencari Ikan

Ariya yang sedang bersama nelayan lain memprediksikan cuaca angin kencang dan hujan deras ini akan berlangsung hingga beberapa pekan mendatang.

Dia tidak berani melaut karena ombak yang tinggi berukuran lebih dari 2 meter. Selain itu, hujan deras dan petir juga sangat membahayakan.

Pria yang sudah menjadi nelayan sejak usia 8 tahun ini, mengaku kesulitan.

Momen cuaca buruk yang sudah terjadi sejak satu pekan lalu, masih akan berlangsung hingga pekan mendatang. Dia tidak mendapatkan pemasukan apa pun.

Baca juga: Ratusan Nelayan di Semarang Tak Bisa Melaut karena Gelombang Tinggi, Hadi: Kami Cari Kerja Sampingan

Dia berharap agar cuaca seperti ini segera kembali normal agar dapat kembalu mencari ikan dan menafkahi keluarganya.

Jika terpaksa melaut, Artiya akan berangkat dengan jarak tempuh yang dekat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau