BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Hery Wibowo, mengungkap fakta sosiologis permainan lato-lato.
Permainan tradisional yang ada sejak 1990-an ini kembali populer dimainkan oleh anak-anak di Indonesia saat ini.
Menurut Hery, secara umum, permainan lato-lato menjadi momentum terbaik bagi orangtua untuk “sedikit” melepaskan anak dari ketergantungan bermain telepon seluler.
Baca juga: Beredar Kabar Anak SD di Purwokerto Buta akibat Bermain Lato-lato, Lurah Sokanegara: Tidak Ada
Dengan demikian, anak menjadi sedikit terhindar dari potensi negatif yang bisa dialami ketika terlalu banyak bermain gawai.
“Ini juga momentum terbaik untuk membangun ‘growth mindset’ dengan penekanan bahwa proses itu pending, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil,” kata Hery dalam rilisnya, Senin (9/1/2023).
Baca juga: Orangtua di Salatiga Senang Anak Tinggalkan Ponsel karena Lato-lato, Kadisdik Ingatkan Bahayanya
Hery menjelaskan, ada 8 fakta sosiologis terkait permainan lato-lato.
Berbeda dengan permainan berbasis perangkat seperti HP, tablet, atau perangkat lainnya, lato-lato lebih menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.
“Artinya, inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan generasi rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antaranak-anak mulai terbangun,” kata Hery.
Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.
Hery memaparkan, ini bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya, karena mereka memiliki “wahana” untuk menunjukkan kebisaannya yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.
Hery menjelaskan, “Fear of Missing Out” atau FOMO menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis para ahli.
Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 ini selalu takut dikatakan “ketinggalan zaman”, sehingga mereka berlomba mengejar apapun yang sedang viral.
Permainan lato-lato ini dengan segala kesederhanaannya mampu mendorong pemainnya melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya.
Melalui ini, kapasitas kreativitas anak dapat terus berkembang dengan cara menyenangkan.
“Momentum memainkan lato-lati dapat menjadi waktu berkualitas bagi anak dan orangtua, sekaligus wahanan pemahaman nilai-nilai positif dan sarana orang tua mengapresiasi kelebihan sang anak, sehingga anak makin merasa berharga. Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak,” paparnya.
Di era media sosial, popularitas di dunia sosial seakan menjadi level atau status sosial alternatif di luar dunia nyata.
Kemahiran memainkan lato-lato dapat menjadi wahanan pansos bagi pemainnya.
Permainan ini bisa menjadi stress healing bagi sang anak untuk rehat sejenak dan mengisi energi untuk kembali siap melakukan aktivitas akademik sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.
Dengan harga yang relatif terjangkau, permainan ini dapat dengan mudah dimiliki oleh semua orang.
Meski memiliki berbagai fakta sosiologis, di sisi lain, permainan ini memiliki dampak lain.
Fakta tersebut akan menjadi negatif apabila anak-anak ataupun orangtua tidak bisa mendukung dan mengaturnya.
Beberapa dampak tersebut di antaranya mengurangi waktu belajar atau mengerjakan tugas karena ketagihan bermain, potensi melahirkan rasa rendah diri jika tidak berhasil memainkannya, hingga tidak pekanya orang tua terhadap keberhasilan anaknya dalam bermain lato-lato.
Selain itu, anak juga perlu waspada saat bermain permainan ini. Ayunan bola yang kuat dan tidak terkontrol dengan baik berpotensi membentur ke bagian tubuh pemainnya, seperti mata, hidung, ataupun kepala.
“Sehingga diperlukan fokus dan konsentrasi penuh dalam memainkan agar tidak membahayakan pemain maupun teman-teman di sekitarnya,” ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.