Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Siswi SD Dikeroyok 4 Teman Kelasnya karena Tak Pinjamkan Penghapus, Korban Mual hingga Pingsan

Kompas.com, 6 Februari 2023, 11:08 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Seorang siswi SD di Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dikeroyok empat teman sekelasnya karena tak meminjamkan penghapus.

Korban berinisial Rz (12) dikeroyok teman di kelasnya pada Kamis (2/2/2023) lalu saat jam pelajaran berlangsung.

Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka lebam di kiri dan dikhawatirkan mendapat luka di kepala. Hal itu terjadi karena korban diduga dipukul dengan buk dan sapu lidi.

Baca juga: Siswi SD di Sukabumi Dianiaya 4 Temannya Saat Belajar di Kelas, Dipukul, Dibenturkan hingga Pingsan

Selain itu, kepala korban juga dibenturkan ke dinding tembok kelas hingga pingsan.

Kapolsek Jampantengah, AKP Usep Nurdin menjelaskan, pengeroyokan itu terjadi karena korban enggan meminjamkan penghapus ke seorang temannya yang diduga salah satu pengeroyokan.

"Kronologinya diduga saat siswa berinisial G meminjam penghapus kepada korban, namun tidak diberikan. Akhirnya siswa berinisial G memukul korban dengan buku," jelas Usep dilansir dari Tribun Jabar, Sabtu (4/2/2023) malam.

Aksi pengeroyokan berlanjut hingga melibatkan tiga siswa lainnya. Peristiwa itu terjadi saat guru sedang tidak berada di ruang kelas.

"Jadi, pada saat kejadian, guru kelas sedang tidak ada di ruangan dan berada di ruang guru untuk meminum obat karena sedang sakit," katanya.

Sesaat setelah kejadian, korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Secapa untuk diperiksa intensif.

Orangtua korban kemudian melaporkan penganiayaan yang menimpa anaknya itu ke kepolisian setempat.

"Keluarga sudah melaporkan kejadian tersebut. Kami dari Polsek melakukan penanganan awal. Selanjutnya akan ditangani Unit PPP Satreskrim Polres," kata AKP Usep.

Sementara itu, orangtua Rz berinisial A mengatakan, pihak keluarga memutuskan untuk mendatangi RS Secapa Polri untuk visum. Keputusan itu diambil berdasarkan arahan polisi.

"Polsek semalam ke rumah jemput. Sampai ke puskesmas tidak ada keluarga pelaku atau pihak sekolah yang ngedampingin. Terus dibawa ke sini visum," kata A.

Orangtua A mengaku ia membawa kasus ini ke jalur hukum untuk memberikan efek jera agar tidak terjadi lagi kejadian serupa.

"Kita pihak keluarga ingin ada efek jera biar tidak ada korban lain karena ini bukan sekali dua kali. Terus tidak ada edukasi dari sekolah atau dari orangtuanya kepada anak-anak yang memukuli kata A.

Selain luka fisik, A mengaku anaknya, Rz juga mengalami trauma setelah dikeroyok teman-temannya.

"Anak saya itu sampai enggak mau ketemu banyak orang. Psikisnya mungkin, ya. Nah, saat ada pihak polisi baru mau ngomong," katanya.

Kronologi kejadian versi orangtua korban

Menurut A, pengeroyokan terhadap putrinya itu terbilang cukup lama. Peristiwa itu terjadi dari pukul 08.30 WIB hingga jam menjelang jam istirahat pukul 10.00 WIB.

"Digebukin gantian gitu, hingga nangis beberapa kali," katanya.

"Bagian kepala dipukul pake tangan, pake buku paket sekolah, dijedotin ke tembok, hingga dipukul pake gagang sapu," katanya.

Ia mengaku anaknya sempat melawan. Namun karena seorang perempuan melawan empat anak laki-laki, korban pun tidak bisa bertahan.

Setelah dikeroyok, lanjut A, korban pulang dengan kondisi lemas dan mual serta wajahnya pucat.

"Saat itu saya belum tahu kalau digebukin sama temannya. Dikira sakit biasa. Malamnya dia meriang, saya kasih obat, terus muntah," jelas A.

Baca juga: Kronologi Siswi SD Dianiaya 4 Teman Sekelasnya, Hanya karena Tak Pinjami Penghapus, Korban Pingsan

Lalu keesokan harinya, Jumat (3/2/2023), ia mendapat informasi bahwa anaknya pingsan. Ia pun menghubungi wali kelasnya dan ternyata benar putrinya pingsan.

"Dia belum pernah pingsan sebelumnya, baik-baik aja. Setelah itu baru temanya memberitahu kejadian Kamis kemarin dipukulin sama empat anak. Kemarin tangannya nyampe bengkak berdarah, dilihat udah agak lumayan sembuh cuma kalau dipegang masih sakit karena ada memar," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul POPULER Bocah SD di Sukabumi Pingsan Dikeroyok Teman Sekelas Karena Tak Pinjamkan Penghapus

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau