Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4,4 Juta WNI di Luar Negeri Berstatus Ilegal, Ketua BP2MI Sebut Ada Mafia Dilindungi Kekuasaan

Kompas.com - 27/02/2023, 15:42 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan, 4,4 juta warga Indonesia masih berada di luar negeri dan berstatus ilegal.

"Artinya ada 4,4 juta warga Indonesia yang sekarang sedang di luar negeri yang diberangkatkan dulu tidak resmi," katanya ditemui di Kantor Desa Cikitung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Senin (27/2/2023).

Ia mengakui, penyaluran Pekerja Migran Indonesia (PMI) terdapat banyak persoalan.

Salah satunya ada sindikat mafia yang memberangkatkan PMI secara ilegal. Sindikat itu disebut sudah sampai ke tingkat desa.

Baca juga: Kepala BP2MI Sebut Ada Mafia Pengiriman PMI Ilegal ke Luar Negeri

Benny mengungkapkan, para sindikat itu kerap berhasil mengajak warga Desa untuk berangkat ke luar negeri, lantaran menggunakan pendekatan keluarga.

"Tempat ilegal oleh para calo sindikat dan mereka kan cepat ya gerakannya turun ke desa-desa. Si para bandar sindikat menggunakan kaki tangan mereka yang ada di desa. Kadang melalui pendekatan keluarga," ungkapnya.

Sosialisasi yang dilakukan BP2MI di tingkat desa, merupakan salah satu langkah mencegah sindikat mafia yang sudah menjamur.

Menurutnya, masyarakat desa penting mendapatkan edukasi terkait PMI untuk memperkuat sosialisasi tersebut sampai pada masyarakat.

Baca juga: Pekerja Migran Indonesia Jadi Penyumbang Devisa Terbesar Kedua Rp 159 Triliun, Kepala BP2MI Ingatkan Pejabat untuk Tidak Sombong

Benny mengaku, BP2MI tidak bisa berjalan sendiri, diperlukan dukungan penuh dari pemerintah Desa, Polsek, hingga koramil guna membentengi masyarakat dari sindikat.

"Menangkal agar tidak ada masyarakat yang kembali menjadi korban penempatan ilegal. Tidak ada yang menjadi korban tipu daya para calo. Jadi kalau calo itu sampai ke desa-desa maka kita juga jangan kalah, kita harus sampe ke desa-desa memberikan edukasi," ucapnya.

 

Sindikat dilindungi kekuasaan

Mafia PMI Ilegal, kata dia, dibekingi pasokan uang yang besar. Selain itu, tidak sedikit juga para mafia yang beratribut dan berlindung di bawah kekuasaan.

"Saya tahu sindikat ini dibekingi dengan uang besar yang mereka miliki oleh oknum-oknum yang memiliki atribut kekuasaan di negara ini," tutur dia.

Mengetahui hal itu, Benny menyebut telah melapor kepada Presiden Jokowi.

Baca juga: Eks Pegawai BP3TKI Jadi Otak Pengiriman TKI Ilegal, Kantongi Rp 2 Juta Setelah Kirim Seorang

Menko Polhukam, Panglima TNI hingga Kapolri pun sudah mengetahui ihwal hal itu.

"Saya sampaikan semua, saya tidak bisa basa basi, kita enggak boleh munafik bahwa kenapa mereka begitu bebas tidak tersentuh, ya karena ada bekingnya," kata Benny.

Kendati saat ini, Kepolisian dan TNI sudah mengerahkan kekuatannya untuk membendung pergerakan sindikat mafia tersebut.

Namun, tetap saja para mafia tetap bisa meloloskan masyarakat menjadi PMI yang ilegal.

"Nah sekarang saya minta Pak Kapolri menertibkan, dan itu sudah mulai dilakukan dan sekarang Polri itu giat. Sekarang coba liat penangkapan di berbagai pintu keluar. Panglima apalagi kekuatan matranya dikerahkan. Tapi selalu ada yang lolos, itu kan tinggal bagaimana semua agar kolaboratif lah di lapangan. Pencegahan di imigrasi itu terakhir," tutur dia.

Baca juga: Pengiriman 3 TKI Ilegal ke Malaysia via Riau Digagalkan, 1 Pelaku Ditangkap

Ia mengimbau kepada perangkat desa agar ikut berupaya mencegah apabila di wilayahnya terdapat pemberangkatan PMI yang ilegal.

"Jadi kalau di desa ada orang dengar-dengar ada yang mau berangkat nih, cepet cegah pastikan kepala desa tahan dulu, bisa tanya langsung ke saya. Nomor HP saya bisa diakses oleh siapa pun, tanya ini resmi enggak, mau diberangkatkan ke negara mana. Saya katakan Pak Kades tahan ini tidak resmi. Laporkan calonya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com