Terjebak di Dasar Sumur, Pria di Bandung Barat Tewas Kehabisan Oksigen

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Seorang pria meninggal dunia terjebak di dasar sumur di Kampung Panyindangan RT 03/03 Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Selasa (14/3/2023).

Korban atas nama Gugun Gunawan (41), warga Kampung Lebak Jangot RT 03/02 Desa Baranangsiang. Ia diduga tewas setelah kehabisan oksigen saat berada di dalam sumur dengan kedalaman kurang lebih 10 meter.

Baca juga: Pemuda di Banjarbaru Tewas Diduga Kelelahan saat Mendorong Motor usai Terjaring Balapan Liar, Polisi Pastikan Tak Ada Kekerasan

Kapolsek Sindangkerta, AKP Yogaswara mengatakan, peristiwa itu bermula saat korban bersama dua rekannya, Una (54) dan Ace Kosasih (40) hendak membersihkan sumur milik warga setempat.

"Awalnya korban atas nama Gugun Gunawan masuk pertama kali ke dalam sumur yang berdiameter 120 sentimeter dengan kedalaman 10 meter. Tak lama kemudian, korban terlihat sesak dan lemas di bawah sumur," ujar Yogaswara saat dihubungi, Selasa (14/3/2023).

Melihat kawannya yang melemah, rekan korban atas nama Ace mencoba menolong ke dasar sumur.

Baca juga: Sapi di Bandung Barat Terindikasi Virus LSD, Dispernakan Minta Peternak Tidak Khawatir

Ace turun dan mengikat korban menggunakan tali tambang untuk kemudian ditarik ke atas oleh rekan lainnya atas nama Una.

"Namun ikatan tali tambang yang mengikat korban tiba-tiba terlepas dan korban terjatuh lagi ke dalam sumur. Setelah itu saksi Ace merasa lemas dan sesak sehingga meminta saksi Una untuk menariknya naik ke atas," papar Yogaswara.

"Setelah saksi Ace sampai ke atas, dirinya sudah dalam kondisi pingsan tidak sadarkan diri. Diduga karena kekurangan oksigen," imbuhnya.

Sementara Gugun tertinggal di dasar sumur dalam kondisi tak berdaya, korban dinyatakan sudah meninggal dunia akibat kekurangan oksigen di dasar sumur.

Korban Gugun kemudian dibawa ke rumah duka, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima kematian korban sebagai musibah.

"Keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah dan takdir. Hal itu dituangkan di dalam surat pernyataan keberatan dilakukan otopsi dari pihak keluarga dengan disaksikan aparat desa setempat," tandasnya.