Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kegigihan Suami Istri Pembuat Batu Bata di Kuningan untuk Naik Haji

Kompas.com - 29/05/2023, 14:33 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.com– Sepasang suami istri, yang merupakan pembuat batu bata, asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, membuktikan kegigihannya.

Keduanya berhasil melunasi biaya haji yang naik, dan resmi dijadwalkan berangkat menginjakan tanah suci tahun ini.

Keduanya sangat bahagia, karena dapat menunaikan rukun islam yang kelima setelah tertunda sejak 2021, karena pandemi Covid-19.

Keras jerih payahnya membuat batu bata, seperti keras cita-citanya menunaikan ibadah haji. Itulah yang tergambarkan oleh sosok Sulaeman, warga Desa Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan.

Baca juga: Calon Haji Asal Gresik Meninggal Sesaat Setelah Pesawat Mendarat, Menantu: Tak Ada Tanda Sakit

Pria berusia 74 tahun ini akhirnya dapat berangkat haji tahun ini setelah penantian dan perjuangan panjang.

Pasalnya, bukan semudah membalikan telapak tangan, Sulaeman mengumpulkan sisa-sisa uang dari usahanya membuat batu bata sejak masih muda, puluhan tahun silam.

“Sekitar tahun 1950-an. Alhamdulillah susah payah menjadi pembuat batu bata, untuk menafkahi anak dan istri, jadi abah kuat,” kata Sulaeman saat ditemui Kompas.com di rumahnya Minggu (28/5/2023).

Sulaeman (74) dan Asmah (64) warga desa Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang berhasil melunasi haji, dan berangkat pada tahun ini. Keduanya berangkat ke tanah suci atas kegigihan menabung dari sisa untuk membuat batu bata.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sulaeman (74) dan Asmah (64) warga desa Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang berhasil melunasi haji, dan berangkat pada tahun ini. Keduanya berangkat ke tanah suci atas kegigihan menabung dari sisa untuk membuat batu bata.

Menggunakan lahan seadanya di samping rumah, Sulaeman mengolah tanah untuk dijadikan batu bata.

Dia mengolahnya dengan mencampurkan air dengan tanah, membuat adonan, lalu mencetaknya menjadi batu bata.

Tidak berhenti di situ, Sulaeman menyusun potongan batu bata, hingga setengah kering, untuk selanjutnya dilakukan pembakaran sebagai tahap akhir.

 

Baca juga: Terkena Anemia, Calon Jemaah Haji Asal OKU Timur Sumsel Wafat

Setelah selesai, Sulaeman pula, yang harus menjualkan satu persatu potongan batu bata itu kepada pembeli, yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Kuningan, dan sekitarnya.

Semua itu dia lakukan seorang diri saat masih bujangan, hingga mampu menikahkan seorang perempuan bernama Asmah (64).

Pernikahan ini pun dibiayai dengan menggunakan uang hasil penjualan batu bata.

“Saya juga susah payah, dek. Saya juga ikut buat batu bata. Jadi manis pahit bersama, dek. Berjuang sama-sama dengan bapak sejak menikah dari tahun 1968,” kata Asmah sambil mengingat kisahnya.

Mulai saat itu, pasangan suami istri ini kompak menjadi pembuat batu bata, hingga perlahan menambah satu persatu orang yang mau bekerja bersamanya. Usahanya kian bertambah dan berkembang.

Hingga pada 2012, keduanya diingatkan oleh saudara untuk berangkat haji.

Di saat itu, keduanya memutuskan untuk mendaftarkan haji dari sisa-sisa tabungan usaha batu bata.

Ternyata jalan yang keduanya cita-cita kan untuk dapat menunaikan ibadah haji, tidaklah mulus.

 

Baca juga: Istri Jemaah Haji Gresik yang Meninggal di Madinah: Saya yang Kurang Enak Badan, Bapak Bantu Semua

Penjualan batu bata keduanya sempat lesu, utamanya di saat musim hujan. Keduanya menyadari, usaha batu bata sangat bergantung pada alam untuk proses pengeringan.

Keduanya yang khawatir tidak dapat melunasi haji, akhirnya rela menjual satu mobil operasional untuk melunasi biaya haji, hingga akhirnya lunas.

Tak berselang lama, di saat kemarau panjang, keduanya tiba-tiba kembali mendapatkan pesanan cukup banyak hingga mendapatkan kembali keuntungan untuk membeli kembali mobil operasional.

Keduanya sempat sedih, lantaran rencana berangkat pada 2020 tertunda karena pandemi Covid-19.

Begitu pula pada 2021, saat haji masih dilakukan dengan berbagai pembatasan.

Saat mulai terbuka, Sulaeman tidak diperbolehkan berangkat kaena usianya 73 tahun, melebihi batas usia yang ditetapkan pemerintah 65 tahun.

Baca juga: Gunakan Visa Umrah, Jemaah Haji Asal Solo Ditahan Imigrasi Bandara AMAA Madinah 4 Jam

Pada tahun ini, keduanya dipanggil sebagai calon haji inti, dan dapat menunaikan rukun islam yang kelima.

Sulaeman dan Asmah, membuktikan kegigihannya membuahkan manis, yakni berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah haji.

Keberangkatan keduanya pun juga dikagumi sanak saudara dan juga tetangga atas kegigihannya.

Keduanya dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada besok, Selasa (30/5/2023), melalui embarkasi bandara Kertajati Kabupaten Majalengka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com