Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Warga Pandeglang Diserang Buaya Saat Cari Kerang, Satu Orang Hilang

Kompas.com, 17 Juli 2023, 08:06 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Dua pria bernama Among (32) dan Boin (32) yang sedang mencari kerang di Sungai Cilemer, Desa Idaman, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Banten, menjadi korban penyerangan buaya, pada Minggu (16/7/2023) sekitar pukul 13.00 WIB.

Plt Kalak BPBDPK Pandeglang, Hasan Bisri membenarkan soal adanya peristiwa tersebut.

"Iya benar ada yang diserang buaya," kata Hasan, dikutip dari TribunBanten.com, Senin (17/7/2023).

Hasan mengatakan, Boin berhasil selamat dalam kejadian itu, sedangkan Among diseret buaya ke dalam sungai.

"Sekarang korban Among masih dalam pencarian," ujar Hasan.

Baca juga: 2 Warga Pandeglang Diterkam Buaya, Satu Korban Dibawa ke Dasar Sungai

Proses pencarian korban

Usai kejadian tersebut, polisi bersama warga langsung mencari keberadaan korban yang diseret buaya ke dalam sungai.

"Manusia kan ada durasinya ya kalau di dalam air, perkiraan saya (korban) tidak selamat, tapi kita cari saja, mudah-mudahan selamat," ucap Hasan.

Hasan mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat wilayah Banten untuk menindaklanjuti buaya tersebut.

"Buaya ini memang cukup meresahkan, makanya kami laporkan ke BKSDA, karena sebetulnya urusan buaya bukan ranah kami, karena itu kan hewan dilindungi," tandasnya.

Baca juga: 2 Hari Hilang, Bocah 13 Tahun yang Disambar Buaya di Sungai Kapuas Ditemukan Tewas

Kronologi kejadian

Sementara itu, Kepala Desa Idaman, Hilman membeberkan, kejadian itu bermula ketika Among dan Boin mencari kerang di Sungai Cilemer.

"Tanpa mereka sadari ada buaya yang mendekat dan langsung menerkam Among," ungkap Hilman, Minggu (16/7/2023).

Melihat temannya diterkam buaya, Boin pun langsung berenang menuju daratan untuk meminta bantuan warga sekitar.

"Sekitar pukul 14.00 WIB kami langsung ke sungai untuk menyelamatkan korban," jelasnya.

Hilman menjelaskan, warga tak langsung menangkap buaya tersebut karena keterbatasan alat. Akibatnya, tubuh Among terus dibawa buaya itu hingga sejauh 1 Km.

"Itu diseret saja tubuhnya oleh buaya. Kami sudah melaporkan itu ke BPBD dan polisi agar dilakukan pencarian," jelasnya.

Baca juga: Cari Kerang Bersama Kakek, Bocah 13 Tahun Hilang Disambar Buaya Muara Kapuas

Pencarian dilanjutkan hari ini

Hilman melanjutkan, pencarian korban dilakukan selama 4 jam, atau tepatnya sampai pukul 17.30 WIB. Akan tetapi, proses pencarian korban harus dihentikan karena kondisi yang semakin gelap.

Pencarian korban akan kembali dilaksanakan pada hari ini, Senin (17/7/2023), dengan melibatkan Tim SAR Gabungan.

"Pagi-pagi kita akan mulai melakukan pencarian," tutur Hilman.

"Terakhir lihat buayanya sudah tidak membawa jenazah Among, makanya besok akan kita cari lagi," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul "Fakta-fakta Buaya Terkam Warga Pandeglang di Sungai Cilemer, Berawal dari Berburu Kerang"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau