Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Timpang Sekolah Swasta di Bandung Barat, Belajar Terkoyak di Ruang Tak Layak

Kompas.com, 21 Juli 2023, 16:24 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Dari kejauhan riuh terdengar sayup bocah-bocah SD merapal doa-doa pagi. Suara itu datang dari balik ruangan sederhana dengan dinding bambu tak rapat sempurna.

SD IT Permata, sebuah sekolah yang berdiri di pelosok Kampung Pangheotan, Desa Mandalamukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat baru saja memulai ajaran baru.

Sekolah satu-satunya yang berada di perkampungan itu hanya memiliki empat ruang kelas tanpa kantor guru. Empat ruang itu digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) kelas 2, 3, 4, dan 6.

"Kelas 5 belajar di bangunan setengah jadi. Sementara kelas 1 muridnya cuma 14, jadi belajarnya di dalam rumah saya, di ruang tengah," terang Ketua Yayasan Fabilillah, Abdul Somad (45) saat ditemui, Jumat (21/7/2023).

Baca juga: Kisah Anak Driver Ojol, Dijebak Ikut Tes Sekuriti, Malah Lulus Jadi Polisi

Tak seperti ruang kelas di sekolah negeri yang nyaman dengan segudang bantuan pemerintah, ruang kelas 5 di SD tersebut bertempat di bangunan tanpa dinding tembok yang layak.

Alhasil, siswa seakan belajar di alam terbuka di mana lalu-lalang masyarakat bisa mengganggu kegiatan belajar mereka.

Papan bekas cor dan spanduk bekas pileg dipakai untuk menutupi bangunan. Sementara satu dinding dibiarkan terbuka dengan hanya dibatasi pagar penghalang yang terbuat dari bilah bambu.

"Ini papan bekas ngecor ruang kelas dipakai sebagai penutup bangunan. Sama spanduk bekas ini saya dapat dari mana-mana," ujar Abdul.

Sementara kelas 1 terpaksa belajar di ruang tengah sebuah rumah yang berada tak jauh dari sekolah tersebut. Murid-murid kelas 1 ini belajar dengan lesehan dan dengan sarana meja seadanya.

"Kantornya nggak ada. Kalau rapat-rapat guru paling di rumah saya. Lagian gurunya juga cuma 6 orang. Jadi memang pas banget. Kalau salah satu sakit, ya terpaksa saya yang ngajar menggantikan," paparnya.

Sejumlah siswa di SD IT Permata, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat terpaksa belajar di sebuah bangunan setengah jadi berdinding spanduk bekas, Jumat (21/7/2023).KOMPAS.com/Bagus Puji Panuntun Sejumlah siswa di SD IT Permata, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat terpaksa belajar di sebuah bangunan setengah jadi berdinding spanduk bekas, Jumat (21/7/2023).

Abdul bercerita, sekolah itu didirikan berangkat dari keresahannya melihat kondisi masyarakat kampung yang sulit mengakses pendidikan. Sehingga keluarganya membulatkan niat membangun sebuah lembaga pendidikan pada tahun 2013.

"Bayangkan saja sebelum ada sekolah ini, masyarakat harus berjalan kaki paling dekat 2 kilometer untuk bisa sampai ke SD Negeri Girimukti atau 4 kilometer ke SD Negeri Pangheotan 1," kata Abdul.

"Dulu bocah-bocah SD di sini berangkat jam 5 subuh jalan kaki biar gak terlambat," imbuhnya.

Tak pernah tersentuh bantuan Pemkab Bandung Barat

Pemkab Bandung Barat seakan tutup mata atas ketimpangan sarana dan fasilitas sekolah swasta. Sekolah negeri seakan memiliki "kemewahan" sendiri dengan mudahnya akses pengadaan ruang kelas maupun sarana dan prasarana.

Jauh berbeda dengan SD IT Permata yang didirikan menggunakan biaya tabungan keluarga. Dari tabungan keluarga itu terbangunlah 2 ruang kelas. Kemudian berkembang atas uluran bantuan dari APBD Pemprov Jabar untuk dibangun 2 ruang kelas baru atas dorongan anggota DPRD Jabar asal Indramayu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau