Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Kemiskinan di Pelosok Bogor Membuat Satu Keluarga Jadi Korban Tambang Emas Banyumas

Kompas.com - 03/08/2023, 06:48 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Jauh di pelosok bawah kaki Gunung Halimun Salak, Bogor, satu keluarga besar masih hanyut dalam kesedihan usai kehilangan delapan anggota keluarga di lubang galian tambang emas, di Banyumas, Jawa Tengah.

Kini, mereka hanya bisa berharap kelak ada keajaiban lewat doa-doa yang mereka kirim.

Delapan anggota keluarga yang bekerja sebagai penambang emas dinyatakan hilang setelah terjebak di lubang sedalam 60 meter sejak Selasa (25/7/2023).

Mereka adalah Mulyadi (40), Marmumin (32), Muhidin (44), Ajat (29), Mad Kholis (32), Cecep Supriyana (29), Rama Abd Rohman (38), dan Jumadi (33).

Baca juga: Akhir Operasi SAR 8 Penambang Emas di Banyumas, Korban Dinyatakan Hilang dan Diabadikan dalam Prasasti

Semua korban adalah satu keluarga besar yang ingin mengubah nasib menjadi lebih baik. Himpitan ekonomi membuat mereka nekat bertaruh nyawa di lubang tambang emas ilegal tersebut. Mereka adalah tulang punggung keluarga.

Saat Kompas.com berkunjung ke kediaman Neneng (39), istri korban Mulyadi (40), tampak rumah itu baru setengah selesai dibangun. Semen berserakan di dalam rumah kecil itu. Ruang tamu pun sesak oleh perabot rumah.

Neneng duduk terpaku di teras rumah. Matanya sembab. Tatapannya kosong. Batinnya masih terguncang. Ia teringat pertemuan terakhir dengan suaminya. Ia pun mengusap air matanya menggunakan ujung kerudung.

Bukan hanya Neneng, istri lainnya juga merasakan tekanan batin setelah mengetahui korban belum bisa diselamatkan.

Bahkan, ada seorang istri yang sering membayangkan suaminya datang ke rumah. Setiap melihat orang naik motor lewat depan rumahnya, maka si istri akan teriak memanggil dan menghampiri.

Neneng dan dua anak perempuannya adalah satu dari sekian keluarga yang berusaha tegar. Mereka harus kembali mengakrabi kemiskinan setelah suami belum ditemukan dan dinyatakan hilang di lubang galian itu.

Kerabat dan saudara lain pun tampak kompak bergantian datang ke rumah untuk saling menguatkan. Rumah para pekerja tambang itu sangat berdekatan di satu desa, satu kecamatan. Paling banyak adalah warga Kampung Gunung Leutik, Desa Kiarasari, Sukajaya.

 

Kondisi Desa Kiarasari, Sukajaya, Kabupaten Bogor. Bogor, Rabu (2/8/2023).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi Desa Kiarasari, Sukajaya, Kabupaten Bogor. Bogor, Rabu (2/8/2023).

Penambang ilegal, pilihan untuk menyambung hidup

Rumah mereka berada di pelosok, di bawah kaki Gunung Halimun Salak, Bogor. Jarak tempuhnya memakan waktu dua jam melewati jalan rusak nan terjal. Sejauh mata memandang, hamparan sawah terlihat ada di mana-mana. Asri.

Di balik keindahan itu, ada kepedihan yang ditanggung para keluarga kecil di kampung itu.

"Di sini masih runtutan saudara, satu keluarga besar. Semuanya (delapan orang) adalah tulang punggung keluarga," ujar adik dari Mulyadi, Afif Saifuddin (36) mewakili keluarga di rumahnya, Rabu (2/8/2023).

Afif mengatakan, awalnya Mulyadi dan saudaranya atau penambang lain itu hanya bekerja serabutan. Pekerjaan apa pun diambil.

Baca juga: Shalat Gaib dan Tabur Bunga Digelar di Lubang Galian Tempat 8 Penambang Emas Terjebak di Banyumas

Tak sedikit, di antara delapan orang ini ada yang pergi mengadu nasib ke luar kota. Namun, tak ada hasil sehingga harus kembali lagi ke kampung halaman.

Bekerja sebagai penambang emas pun akhirnya menjadi pilihan melepaskan diri dari jerat kemiskinan. Tak ada pilihan lain memenuhi kebutuhan hidup.

Pekerjaan penggalian tambang adalah pengalaman pertama mereka. Menambang emas bisa menghasilkan banyak uang daripada pekerjaan sebelumnya.

Mengingat tak ada ijazah pendidikan, bekerja tetap di perusahaan atau kantoran di Bogor tak bisa dilakukan.

 

Kondisi Desa Kiarasari, Sukajaya, Kabupaten Bogor. Bogor, Rabu.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi Desa Kiarasari, Sukajaya, Kabupaten Bogor. Bogor, Rabu.

"Karena (hasil) pekerjaan di sini petani, serabutan, dan dagang tidak mencukupi kebutuhan hidup. Ya bagaimana pun caranya nasib harus berubah, keuangan keluarga terpenuhi," ujarnya.

Mereka akhirnya pamit secara bergantian dengan niat mau menambang emas ke Jawa Tengah. Tak punya pengalaman atau ahli dalam menambang. Semua itu dilakukan karena tuntutan kebutuhan pekerjaan.

“Pergi ke Banyumas saling ajak karena ada peluang kerja dan hasil lumayan. Mereka semua merupakan keluarga. Jadi ini duka kami, duka keluarga besar. Ada namanya Ajat, awalnya pedagang mie ayam. Nah, Dia baru berangkat Idul Adha. Dia baru pertama kali ikut dan sekarang tidak pulang kembali," ujar Afif mewakili keluarga lainnya.

Rabbani (60) ayah dari Marmumin, korban lainnya, masih berharap pencarian terhadap anaknya bisa dilanjutkan.

Marmumin tergiur dengan hasil kerja di tambang emas. Sebab, ia merasa menjadi pedagang tidak cukup untuk menafkahi anak dan istri.

"Karena kebutuhan keluarga akhirnya pilih tambang. Emang faktor ekonominya begitu. Marmumin istrinya Entin (27). Anaknya dua, perempuan semua masih kecil," ujar Rabbani dengan tegar.

Baca juga: Tambang Emas Ilegal di Banyumas Ditutup, Kades Bingung Warga Jadi Pengangguran

Muhidin paling tua. Ia baru saja menikah satu tahun lalu dan sedang merenovasi rumahnya. Rabbani menyebut bahwa anaknya itu adalah pahlawan bagi keluarga.

Kabar dinyatakan hilang, sambung Rabbani, kini membuat perekonomian kembali ke kondisi semula. Mimpi memiliki rumah dan anak-anak mendapat pendidikan tinggi sudah sirna. Mereka hanya bisa berharap bantuan agar bisa melanjutkan pendidikan.

"Ya harapan tentunya ada bantuan dari pemerintah lah bair anak-anak punya cita-cita dan bisa tercapai. Sekolah harus tetap lanjut. Pengennya ada bantuan biar semua keinginan anak-anak bisa terwujud," ujarnya

"Kemarin saya sudah minta tambah waktu pencarian diperpanjang, 3 hari atau berapa. cuman kan kita tidak bisa berbuat apa," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan Hp Baru

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan Hp Baru

Bandung
Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Bandung
Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Bandung
Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bandung
Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Bandung
Bima Arya 'Menjemput Takdir' di Kantor DPD Golkar Jabar

Bima Arya "Menjemput Takdir" di Kantor DPD Golkar Jabar

Bandung
Cerita Bocah 13 di Cirebon Depresi, Ponsel Hasil Menabung Dijual Sang Ibu untuk Makan Sehari-hari

Cerita Bocah 13 di Cirebon Depresi, Ponsel Hasil Menabung Dijual Sang Ibu untuk Makan Sehari-hari

Bandung
Usai Kecelakaan Maut Subang, Dishub Minta Sekolah di Bandung Bersurat Sebelum 'Study Tour'

Usai Kecelakaan Maut Subang, Dishub Minta Sekolah di Bandung Bersurat Sebelum "Study Tour"

Bandung
Kronologi Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Alami Luka di Bagian Wajah

Kronologi Siswi SMA Terseret Angkot di Bandung, Alami Luka di Bagian Wajah

Bandung
Tiket Semifinal Persib vs Bali United 'Sold Out', Polisi Bersuara

Tiket Semifinal Persib vs Bali United "Sold Out", Polisi Bersuara

Bandung
8 Pembunuh Vina Sempat Cabut Keterangan di Polda Jabar,  Polisi Dalami Alasannya

8 Pembunuh Vina Sempat Cabut Keterangan di Polda Jabar, Polisi Dalami Alasannya

Bandung
Hari Ini Balai Kota Bandung Bebas Kendaraan, ASN ke Kantor Jalan Kaki dan Bersepeda

Hari Ini Balai Kota Bandung Bebas Kendaraan, ASN ke Kantor Jalan Kaki dan Bersepeda

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com