"Saya kira bukan karena Covid-19, kalau akibat Covid berarti semua (siswa). Jangan pakai alasan Covid, ini ada standardisasi di sekolah (dasar) itu yang tidak berjalan," tutur Cecep.
"Pandemi hanya dua tahun, artinya kalau sekarang dia kelas 2 SMP, masa dari kelas 1 sampai kelas 5 SD tidak baca," lanjutnya.
Cecep menambahkan, bila benar terjadi, menurutnya kondisi itu merupakan kejadian luar biasa dan perlu menjadi perhatian semua pihak.
Dia pun meminta pihak sekolah dan Dinas Pendidikan melakukan evaluasi dan mencari tahu akar penyebab puluhan siswa tersebut belum bisa membaca.
Kasi SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Supri mengaku, pihak belum mengecek informasi tersebut ke SMPN 1 Mangunjaya.
Baca juga: Anggota DPR RI Soroti Gaji Penjaga Sekolah di Blora: Kasihan
Dia pun membantah persoalan tersebut lantaran adanya masalah pada sistem pembelajaran di sekolah dasar.
"Jadi ini lebih ke persoalan kemauan anaknya, motivasi orang tua, dan mungkin dari ketelatenan gurunya juga," beber Supri.
"Kami dari Dinas Pendidikan jadi lebih menekankan pengawasan kepada semua sekolah dan guru untuk lebih bersungguh-sungguh agar anak-anak kita lebih bisa membaca dan tentunya paham dengan apa yang mereka baca," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.