Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Tetap Diluluskan dari SD Meski Belum Bisa Baca

Kompas.com - 06/08/2023, 18:09 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - 29 siswa SMP Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, belum bisa membaca.

Kabar tersebut disampaikan Guru SMPN 1 Mangunjaya sekaligus Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Dian Eka Purnamasari.

Dian merinci, dari 29 siswa tersebut, 11 orang di antaranya adalah murid kelas 7, 16 siswa kelas 8, dan 2 orang siswa kelas 9.

Alasan diluluskan dari SD

Usai mengetahui kabar tersebut, banyak pihak mempertanyakan alasan puluhan siswa tersebut diluluskan dari sekolah dasar (SD).

Ketua Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Pangandaran, Maman menjelaskan, ada sejumlah pertimbangan para siswa itu diluluskan dari SD, seperti usia, fisik, dan karakter atau perilaku murid.

Baca juga: Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Belum Bisa Baca, Guru Ungkap Penyebabnya

"Lulusnya juga lulus khusus. Meskipun sekolah di SD enam tahun lagi pasti tetap seperti itu (tidak bisa membaca)," kata Maman, Sabtu (5/8/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Selain itu, nilai rata-rata rapor dan tingkat kehadiran murid di sekolah juga faktor lain yang menentukan kelulusannya.

"Meski belum bisa membaca, tidak etis kalau tidak diluluskan," ujar Maman.

Ketiadaan guru berkompetensi

Menurut Maman, penyebab adanya puluhan siswa SMP di Pangandaran yang belum bisa membaca adalah tak adanya guru yang memiliki kompetensi mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK) di tingkat SD dan SMP.

Maman mengatakan, ABK tak hanya tampak dari fisik, tetapi juga respons murid ketika dalam proses belajar-mengajar.

Baca juga: Ketahuan Tak Bisa Baca, Siswa SMP di Pangandaran Ini Putuskan Keluar Sekolah

"Anak berkebutuhan khusus ada yang tidak harus diarahkan ke SLB, karena ada anak yang berkebutuhan khusus di bidang linguistik," ucap Maman.

Dia mencotohkan, anak yang berkebutuhan khusus di bidang linguistik bisa langsung pusing saat melihat huruf atau bacaan.

Maman menilai, guru perlu memiliki metode khusus serta kesabaran ekstra saat mendampingi ABK di bidang linguistik.

Tanggapan Disdikpora

Mendengar informasi soal adanya puluhan siswa SMP yang belum bisa membaca, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Agus Nurdin, langsung mendatangi SMPN 1 Mangunjaya pada Jumat (4/8/2023).

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan kepada para guru di sekolah tersebut agar tak perlu malu memiliki murid yang belum bisa membaca.

"Kami memiliki anak-anak cerdas, anak-anak pandai. Kami juga tidak pernah malu karena memiliki anak-anak yang belum bisa membaca," ungkapnya.

Baca juga: Ada 32 Siswa SMP Belum Bisa Baca Tulis, Kadisdik Pangandaran: Kita Bantu

Meski begitu, kondisi ini tetap perlu menjadi catatan bagi para guru agar lebih memperhatikan tiap murid, terutama anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.

"Saya optimis, anak-anak yang belum bisa baca ini akan kami dorong dengan kerjasama teman-teman guru di SMP Negeri 1 Mangunjaya," tutur Agus.

"Ini adalah evaluasi untuk kita, dan kita akan mendorong terus agar kemampuan anak-anak bisa membaik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Mengenang Teknisi Pesawat Jatuh di BSD, Keluarga: Saya Bersaksi Almarhum Sosok yang Baik

Bandung
Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Libur Waisak, PT KAI Tambah Perjalanan Bandung ke Solo dan Jakarta

Bandung
PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

PKS dan Nasdem Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Kantor dan Rumah Sekda Karawang Digeledah Terkait Korupsi, 2 Dus Berkas Disita

Bandung
Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Bandung
Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Bandung
Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com