Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Kekeringan, Warga Cianjur Harus Berbagi Jatah Air Bersih

Kompas.com - 23/08/2023, 18:43 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Ratusan warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan jatah air bersih.

Pasalnya, sudah hampir dua bulan sumur-sumur di rumah warga mengering dampak kemarau panjang.

Pantauan Kompas.com di Kampung Cijengkol Kaler, Desa Sukamanah, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Rabu (23/8/2023), warga mengumpulkan ember di pos ronda untuk mendapatkan jatah air bersih dari sumur masjid setempat.

"Dapat jatahnya pagi dan malam hari kalau di RT sini. Karena banyak jadinya bisa berjam-jam baru bisa dapat airnya,” kata Lilih Soliyah (45), seorang warga setempat kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: 7 Desa di DAS Bengawan Solo Krisis Air Bersih akibat Kemarau Panjang

Disebutkan, sudah dua bulan sumur di rumahnya kering. Lilih kini hanya mengandalkan pasokan air bersih dari sumur masjid.

“Sehari paling kuat ambil air empat kali ember besar bolak balik. Itu pun harus irit pakainya, mandi cukup sekali sehari saja,” ujar dia.

Sejumlah warga di Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengantri untuk mendapatkan air bersih, Rabu (23/8/2023). Ratusan warga setempat mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Sejumlah warga di Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengantri untuk mendapatkan air bersih, Rabu (23/8/2023). Ratusan warga setempat mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang.

Suara senada disampaikan Ai Hasanah (37) yang mengaku sejak 03.00 WIB sudah harus bersiap mengantre air bersih.

Ia pun terpaksa mengakali pemakaian air bersih di rumahnya agar bisa berhemat.

"Air bilasan pakaian, tapi yang sudah gak ada busanya dipakai lagi buat cuci piring. Kalau air bekas wudhu dipakai lagi untuk keperluan banjur-banjur dan kakus," kata Ai di sela antrean, Rabu.

Baca juga: Warga di Banyuwangi Antre Beli Elpiji 3 Kilogram

Ratusan warga terdampak

Endang Jaenudin (54), ketua RW setempat menyebutkan, 350 kepala keluarga mengalami kesulitan air bersih.

Sudah dua bulan, ratusan warganya mengandalkan pasokan air bersih dari sumur masjid.

“Alhamdulillah masih ada sumber air tersisa, tapi ya harus mengantre lama karena banyak yang membutuhkan,” kata Endang, Rabu.

Baca juga: Kekeringan di Semarang, 8 Kelurahan Minta Bantuan Air Bersih

Dikatakan, saat ini Endang membagi tiga titik untuk distribusi air bersih tersebut.

“Dijadwal jatah ambil airnya supaya adil dan semua bisa kebagian. Warga yang di bawah tempatnya di masjid, dan untuk yang di atas, di sini kita tarik selang dari toren masjid,” terang dia.

Endang berharap, pemerintah bisa memberikan bantuan berupa pembuatan sumur bor untuk membuka sumber air baru.

“Lahannya sudah ada, wakaf dari warga, sudah kita ajukan juga untuk permohonan bantuannya, semoga ada respon bagus,” ujar Endang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 11 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 11 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Sedang

Bandung
Bahas Program Makan Siang Gratis, Gibran: Ini Gagasan Konkret, Bukan Retorika

Bahas Program Makan Siang Gratis, Gibran: Ini Gagasan Konkret, Bukan Retorika

Bandung
Cara Pemkot Bandung Atasi Jeratan Rentenir

Cara Pemkot Bandung Atasi Jeratan Rentenir

Bandung
Dua Petani di Sumedang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh

Dua Petani di Sumedang Tewas Tersambar Petir saat Berteduh

Bandung
Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Bandung
Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan 'Suami'

Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan "Suami"

Bandung
Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Bandung
Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Bandung
Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Bandung
Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Bandung
Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Bandung
Kasus Dugaan 'Bullying' Siswa SD di Sukabumi Dilaporkan sejak Oktober, Polisi Sebut Masih Diselidiki

Kasus Dugaan "Bullying" Siswa SD di Sukabumi Dilaporkan sejak Oktober, Polisi Sebut Masih Diselidiki

Bandung
Ralat Pernyataan, Mahfud MD Pastikan OTT KPK Sudah Cukup Bukti

Ralat Pernyataan, Mahfud MD Pastikan OTT KPK Sudah Cukup Bukti

Bandung
Tangis Wariha, Anak Kesayangannya Tewas Dianiaya Polisi di Subang: Salah Anak Saya Apa?

Tangis Wariha, Anak Kesayangannya Tewas Dianiaya Polisi di Subang: Salah Anak Saya Apa?

Bandung
7 Cara Unik Dedi Mulyadi Sosialisasikan Prabowo-Gibran: Lomba Joget Gemoy

7 Cara Unik Dedi Mulyadi Sosialisasikan Prabowo-Gibran: Lomba Joget Gemoy

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com