CIANJUR, KOMPAS.com– Kondisi kelas yang nyaris ambruk memaksa murid sekolah dasar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, belajar dalam musala.
Sejumlah murid SDN Tanjungsari III Sukaluyu, Cianjur, bahkan memilih pindah sekolah karena kondisi belajar yang tidak nyaman.
Kepala SDN Tanjungsari III Cianjur, Nandang Rustandi mengatakan, kondisi kerusakan ini sudah berlangsung sejak setahun terakhir.
Baca juga: Atap di Dua Kelas Ambruk, Para Siswa di SDN Pancoran Mas 3 Depok Tetap Antusias Ikut PTM
Bahkan kini kerusakan ruang kelas dua itu semakin parah akibat gempa bumi pada November 2022.
“Atapnya tertarik ke bawah dan langit-langitnya sudah pada jebol. Sudah setahun seperti ini kondisinya,” kata Nandang saat ditemui Kompas.com, Sabtu (26/8/2023).
Disebutkan, aktivitas belajar terpaksa dipindah ke musala kendati kondisinya tak lebih bagus.
“Kita khawatirkan kalau sudah musim hujan nanti, bisa ambruk satu bangunan ini, bukan hanya kelas ini saja,” ujar dia.
Menurutnya, kondisi tersebut tak hanya berdampak pada situasi belajar mengajar yang tidak kondusif, namun beberapa murid telah memilih pindah sekolah.
“Dari 150 jumlah murid yang ada sekarang tinggal 120 orang, ada 30 murid yang pindah sekolah, faktornya ya karena kondisi ini,” kata Nandang.
Baca juga: Bupati Lebak Minta Maaf Atap Sekolah Ambruk Timpa 8 Siswa di Cibeber
Nandang telah mengajukan permohonan bantuan melalui sistem Data pokok pendidikan (Dapodik), tapi belum mendapat tanggapan.
“Sebenarnya dulu pernah diajukan dan mau segera terealisasi. Namun, karena ada gempa itu jadi katanya di-refocusing dulu anggarannya,” ujar dia.
Neni Suryani (45), guru wali kelas satu mengaku sejak ruang kelas dua nyaris ambruk, kegiatan belajar mengajar terganggu.
Terlebih, posisi ruang kelasnya tepat berada di samping kelas yang rusak tersebut.
“Apalagi kan ini anak-anak kelas satu itu aktif, ya, pada lari-lari sana sini kalau di kelas itu," ucap dia.
Baca juga: Bangunan Sekolah Rusak dan Tower Nyaris Tumbang akibat Longsor di Bengkayang Kalbar
Karena itu, sepanjang kegiatan mengajar, Neni mengaku fokus perhatiannya terpecah karena harus memerhatikan kondisi ruang kelas sebelah.
“Kalau sudah dengar bunyi kretek kretek, ya sudah saya keluarkan semua murid, belajarnya di luar, karena tidak mau terjadi hal yang sangat tidak diharapkan," uajr Neni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.